Lima film pendek dari program Purwa Carita Campuhan diputar perdana di di Studio XXI Plaza Level 21, Denpasar pada Jumat, 3 Maret 2023 mulai pukul 18:45 Wita. Lima karya film pendek tersebut adalah:
Purwa Carita Campuhan merupakan Program dari Yayasan Puri Kauhan Ubud, berupa kompetisi ide cerita film dengan tema air dan lingkungan, yang mewajibkan peserta menggali sumber cerita dari cerita rakyat Bali. Kompetisi ini diikuti puluhan peserta, yang disaring dalam berberapa tahapan, dimana tahap pertama meloloskan 30 cerita yang kemudian mendapat pembekalan mengenai penggalian sumber cerita dan pemgembangannya menjadi cerita film. Tahap selanjutnya, meloloskan 15 cerita yang kemudian mengukuti pelatihan penyusunan proposal film dan dipertemukan dengan juri utama dalam sesi pitching ide cerita.
Sebelumnya, acara peluncuran film pendek Purwa Carita Campuhan berserta tiga seri buku oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud dilangsungkan pada pagi hari di Ruang Taksu, Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar. Hadir dalam acara peluncuran tersebut Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa yang memberikan apresiasi peluncuran buku dan film pendek ini, sebagai sesuatu yang penting sebagai sarana interaksi dan komunikasi dalam usaha menumbuhkembangkan kreativitas di kalangan anak-anak dan remaja terkait agama, adat dan budaya Bali yang berkesinambungan.
Yayasan Puri Kauhan Ubud, Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana menyampaikan, diadakannya kompetisi ini terinspirasi dari cerita rakyat Bali yang di dalamnya memuat pesan lingkungan dan pemuliaan air. Dimana bertujuan bukan hanya sebagai kompetisi, tapi juga mengedukasi perihal lingkungan serta pelatihan khususnya dalam pembuatan film pendek. Tema air diangkat dikarenakan air merupakan hal yang penting dalam sistem kepercayaan masyarakat Bali. Dalam upacara panca yadnya pun air menjadi simbol penting.
Ajang kompetisi Film Pendek Purwa Carita Campuhan adalah bagian dari rangkaian panjang Program Sastra Saraswati Sewana 2022. Purwa Carita Campuhan adalah kompetisi ide cerita film pendek tentang pemuliaan air dan pelestarian alam yang dikembangkan dari cerita rakyat Bali. Cerita rakyat tersebut dialih wahanakan ke film pendek agar cocok untuk generasi kekinian, terutama Gen-Z.
Sekitar 160 orang penonton memenuhi ruang bioskop XXI yang terletak di Jl. Teuku Umar, Denpasar. Dalam kesempatan tersebut, AAGN Ari Dwipayana menyampaikan pemutaran karya pemenang di bioskop XXI ini sebagai penghargaan kepada para peserta lomba yang telah bekerja keras mengikuti seluruh rangkaian lomba.
Kompetisi ini turut bekerjasama dengan Minikino, dan didukung oleh Pupuk Kaltim, Telkom dsn Indihome. Dalam Program Purwa Carita Campuhan diharapkan bisa membantu para peserta untuk memahami lebih dalam lagi tentang Cerita Rakyat yang terkait dengan Pemuliaan Air dan Pelestarian Alam-lingkungan Bali. Menggali kekayaan cerita lokal hendaknya menjadi sebuah kesadaran bagi para sineas dalam mengembangkan cerita film yang memiliki nilai universal. Kisah-kisah lokal Bali tidak akan kalah dengan kisah Pocahontas, Mulan, atau Moana.
Lima film pendek yang disaksikan malam itu, merupakan luaran dari 5 project film yang mendapatkan bantuan dana produksi sebesar masing-masing 25 juta rupiah untuk biaya produksi. Pemenang kompetisi bervariasi dari Siswa SMA sampai dosen-dosen audio visual di Bali. Cerita film pemenang tersebut melalui serangkaian penilaian oleh kurator dan juri-juri yang kompeten, diantaranya Garin Nugroho, Tjokorda Raka Kerthyasa, Anak Agung Gde Ariawan, Happy Salma dan Robi Navicula.
Dalam proses pra-produksi peserta mendapat kesempatan konsultasi mengenai sekenario yang mereka tulis sebelum memasuki tahapan produksi. Dalam tahap produksi film pendek, setiap peserta memilih tim produksi dan melakukan seluruh proses produksi secara mandiri, selama kurang-lebih satu bulan, hinggal menghasilkan final film yang disaksikan bersama-sama di Bioskop malam itu.
Konsep program alih wahana cerita rakyat ke dalam film Purwa Carita Campuhan ini mejadi menarik, karena memiliki fokus pada penggalian sumber cerita dan memberikan pembekalan melalui pelatihannya. Peserta yang berhasil menang ataupun yang hanya bisa sampai di tahap pelatihan akan pulang membawa ilmu dan wawasan baru. Sangat berbeda dengan lomba film pendek yang meminta peserta mengirimkan film jadi dan membumbuinya wajib memasukan jargon promosi produknya. Peserta yang menang dapat hadiah, semetara yang tidak menang hanya jadi koeban eksploitasi kepentingan kapita saja.