Cerita film pendek selalu bisa diminati oleh banyak orang dan memberi kesan khusus. Film pendek yang dibuat di berbagai wilayah Indonesia akan menawarkan beragam cerita yang unik dan menarik untuk diikuti. Film pendek tersebut akan menggambarkan, tentu saja alam Indonesia, budaya setempat dan tidak lupa melibatkan pengungkapan emosi-emosi dan kelokalan yang mungkin ada kisah cinta yang mengharukan, action, horor, hingga cerita lucu yang menghibur. Semua cerita akan dapat memberikan kekhasan yang bisa kita simak dari cara bertutur, bahasa, dan berbagai elemen di dalamnya.
Film pendek yang dikurasi dengan baik, dalam sebuah program akan memberikan nuansa tontonan yang berbeda sesuai dengan tujuan program kurasi itu dilakukan. Seorang programmer film pendek, memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pesan atau tema yang ingin disampaikan melalui karya-karya film yang dipilih. Mereka memiliki kemampuan untuk mengorganisir karya film, sehingga menjadi sebuah narasi yang bermakna dan dapat diinterpretasikan kembali oleh para penonton. Selain itu, programmer juga mampu menempatkan karya-karya film pendek tersebut dalam konteks tertentu, apakah itu sejarah, sosial atau sesuatu yang relevan, sehingga dapat memberikan wawasan yang lebih dalam, tentang film itu sendiri dan hubungan nilai-nilai yang ada di sekitarnya.
Saat menonton program film pendek, kita bisa memperhatikan berbagai aspek seperti susunan film, bagaimana film dibuka, nuansa sepanjang film, dan tentu saja bagaimana program itu ditutup dengan film terakhir. Kita kemudian bisa menghubungkannya dengan latar belakang programmer dengan memperhatikan catatan program. Kita juga bisa mencari tau latar belakang para filmmaker dan film itu sendiri, kemudian menghubungkannya dengan lingkungan sekitar kita. Niscaya, kita dapat menemukan pengalaman yang mendalam dan berkesan sebagai penonton. Karena selalu penting untuk menjadi kritis pada apa yang kita tonton.
Memasuki tahun yang ke-sembilan, Indonesia Raja 2023 kembali menghadirkan film pendek pilihan dari Aceh, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Jakarta Metropolitan, Jawa Barat, dan Padangpanjang. Kali ini menghadirkan 6 program Indonesia Raja 2023, yang melibatkan 6 programmer dari 6 wilayah di Indonesia, yang bekerja sepanjang tahun di wilayahnya masing-masing.
Sedikit menyegarkan ingatan, bahwa program tahunan berskala nasional ini diinisiasi oleh Minikino pada 2015, dan setiap tahun dievaluasi kembali serta mengalami pengembangan serta perbaikan tanpa henti. Minikino sebagai inisiator terus mendorong aktivitas ini untuk merangsang terbentuknya kolaborasi jaringan kerja antar wilayah di Indonesia dalam bentuk pertukaran program film pendek.
Edo Wulia, Program Manager Indonesia Raja 2023 dari Minikino menyatakan, “Melalui programming Indonesia Raja, rangkaian film pendek ini mempertegas kembali kekayaan budaya dan keberagaman masyarakat. Inilah kekayaan luar biasa yang hanya dimiliki oleh Indonesia, dan tidak pernah terbandingkan dengan negara-negara lain.”
Penggarapan IR2023 dimulai sejak awal tahun, dimulai dari pembentukan tim kerja, lalu melakukan beberapa kali koordinasi, hingga pengukuhan para programmer yang kemudian bekerja sepanjang tahun. Programmer yang kembali terlibat tahun ini adalah Akbar Rafsanjani (Aceh), Wahyudha (Padangpanjang), Kardian Narayana (Bali), Kemala Astika (Jawa Barat), Nosa Normanda (Jakarta Metropolitan). Sedangkan Gerry Junus (D.I.Y & Jawa Tengah) yang telah mengikuti diskusi internal programmer setahun penuh sejak 2022 lalu, akhirnya dikukuhkan menggantikan programmer sebelumnya, Rasyid Faqih.
Selanjutnya, masa pendaftaran film pendek dibuka dengan total yang terdaftar adalah 136 film pendek. D.I.Y & Jawa Tengah menjadi wilayah dengan pendaftar terbanyak yaitu sejumlah 57 film pendek. Gerry Junus, Programmer IR2023: D.I.Y & Jawa Tengah, mengungkapkan sebagian besar film yang ia terima berupa fiksi. “Dilihat dari pola dan kecenderungan yang muncul adalah bagaimana film-film yang masuk berupaya untuk membentuk citra dan kondisi masyarakat Jawa atau masyarakat di Jawa,” tutur Gerry.
Film pendek yang terpilih kemudian memasuki masa programming. Koordinasi internal secara berkala dilakukan untuk persiapan penerbitan katalog IR2023. Tahap selanjutnya adalah distribusi nasional. Kegiatan Indonesia Raja dilanjutkan dengan acara-acara pemutaran yang disertai diskusi sepanjang tahun 2023, dan pelaporan publik di akhir masa kerja nanti.
Selama masa distribusi, siapapun bisa meminjam program ini, dengan timbal balik laporan pemutaran, dokumentasi dan diskusinya. Bahkan beberapa festival film di berbagai daerah juga meminjam rangkaian program ini secara berkala setiap tahun untuk konten tetap dalam acara festival mereka. Beberapa festival yang menampilkan program ini adalah Aceh Film Festival dan Festival Film Bahari di Cirebon. Indonesia Raja sejak awal diinisiasi, juga menjadi salah satu pengisi tetap di festival film pendek internasional, Minikino Film Week di Bali. Bahkan film-film pendek terpilih dalam program Indonesia Raja, secara otomatis ikut dipertimbangkan dalam kompetisi nasionalnya.
Indonesia Raja menjadi salah satu ajang untuk mempertemukan film pendek kepada penonton yang lebih luas di Indonesia. Setiap film pendek dalam program berusaha menawarkan pembacaan citra dan budaya masing-masing wilayah. Hal ini kemudian, diharapkan dapat menstimulasi terjadinya diskusi yang kritis saat program ini bertemu langsung dengan penonton.
Seperti kisah Gerry tentang film-film dari D.I.Y & dan Jawa Tengah yang mencoba menangkap relasi orang-orangnya, sampai segi artistik dan set lokasi. “Gambaran soal masyarakat Jawa kerap diimajinasikan dengan tanda-tanda yang tradisional. Pada program ini, saya hendak menangkap film-film yang melihat kondisi Jawa yang berubah, bergeser, dan berganti. Baik manusia atau lingkungannya yang bisa jadi saling berkelindan.”
Programmer IR2023 Bali, Kardian Narayana atau yang akrab disapa Cotex merasakan langsung bahwa program ini mendorong pertumbuhan ruang-ruang pemutaran kolektif di wilayah Bali utara. “Hal lainnya yang juga penting adalah memperkenalkan tentang peran programmer film pendek, Suatu profesi yang belum banyak diminati atau bahkan dipahami dalam lingkaran film pendek,” ungkapnya.
Di Jawa Barat, khususnya Cirebon, Kemala Astika (Lala) selaku programmer merasa senang karena pemutaran Indonesia Raja di kotanya mengalami peningkatan jumlah penonton dalam 3 tahun terakhir. Sebagian besar penonton memang semakin tertarik untuk menonton film-film pendek dari kota lain.
Bertahun-tahun menjaring kolaborasi kerja, Indonesia Raja diharapkan tetap menjadi rangsangan untuk berkembangnya ekosistem perfilman yang lebih luas, terutama film pendek. Semua itu tentunya tak terlepas dari keterlibatan para programer yang diharapkan pula pada tahun mendatang akan terus bertambah sehingga memperluas jaringan kerja yang telah dibangun.
Dalam ekosistem film pendek, distribusi menjadi hal yang penting setelah proses produksi berakhir. Namun sayangnya, di beberapa kota kesadaran ini masih terbilang rendah. Seperti yang terjadi di Padangpanjang, Wahyudha sebagai programmer, mengungkapkan bahwa hal ini perlu menjadi evaluasi bagi berbagai pihak termasuk dirinya sebagai programmer dan para pembuat film di kotanya.
Peran programer di tiap wilayah menjadi penting untuk memperkuat kebermanfaatan yang dibawa Indonesia Raja di masing-masing wilayahnya. Melihat hal tersebut, Nosa Normanda, programer IR2023 Jakarta Metropolitan, berharap setiap programer dan wilayah program memiliki data baik dari lapangan pun eksperimental, sebagai dasar pengajuan kebijakan programing lokal yang mencakup pemilihan film, tata cara putar, komersialisasi, strategi kampanye, dukungan infrastruktur, dan hal-hal lainnya yang relevan.
Serupa dengan Nosa, Akbar selaku programer IR2023 Aceh juga berharap Indonesia Raja dapat menjadi jaringan program film pendek yang kuat dan memberi kemudahan bagi filmmaker dalam distribusi film ke penonton yang lebih luas. “IR bisa menjadi platform bagi filmmaker untuk bisa berjejaring dengan filmmaker lain, maupun produser yang bisa memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkembang,” ungkap Akbar.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menonton film pendek Indonesia Raja 2023. Program film pendek ini dapat dipinjam oleh sesiapapun untuk diputar kepada khalayak umum. Apakah kalian Mahasiswa, Karang taruna, Kelompok pecinta film, Komunitas kajian budaya, apapun boleh. Tinggal mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku dalam gerakan Indonesia Raja ini.
Jika ingin menebarkan virus film pendek di tempat kalian, segera cek website Indonesia Raja dan langsung pelajari bagaimana cara untuk menjadi rekan pemutar di kotamu atau di desamu. Kota dan Desa dipersilahkan, btw, kelurahan juga boleh ya, atau RT, RW, Banjar juga silahkan.
IR2023 ACEH
Programmer: Muhammad Akbar Rafsanjani
- Jamuan Laut (The Blue Ceremony) (2022), Arief Rachman Missuari
- Suloh (2021), Azhari
- Jalan Darurat (2022), Abdul Manaf & M. Iqbaal
IR2023 BALI
Programmer: Kardian Narayana
- I Swarnangkara (2022), Petra Patria D. Paramita
- The Sacred Landfill (2021), I Kadek Jaya Wiguna
- Ratna (2022), Hendry Wahana
- Anak Anak Milenial (The Millennial Kids) (2021), Nirartha Bas Diwangkara
- Sepenggal Kisah Bunga (2021), I Gede Wahyu Diatmika
- @ITSDEKRAAA (2022), I Made Suarbawa
IR2023 D.I YOGYAKARTA & JATENG
Programmer: Gerry Junus
- Babad Wingking Griya (2022), Maullya Malla
- Serangan Oemoem (Bro Dragon, The City is Under Attack!) (2022), Fajar Martha Santosa
- On The Way Loving You (2022), Tatang A. Riyadi
- Gadis dan Penatu (2023), Alam Alghifari
IR2023 JAKARTA METROPOLITAN
Programmer: Nosa Normanda
- Dalam Berpisah Kita Bersama (2023), Adhyatmika
- Foto Wisuda Keluarga (Family Graduation Photo) (2023), Umar Najmuddin
- Mysterious Girl Behind (2021), Hafidz Nur Rahmadi
- A Tale Before Nightfall (2021), Yusuf Jacka Ardana
- Film Untuk Babeh (Kid Terminator) (2022), Rayhan Dharmawan
IR2023 JAWA BARAT
Programmer: Kemala Astika
- Berdoa, Mulai (2022), Tanzilal Azizie
- Katura (2021), Joyo Luqman
- Domba Setan (2022), Angga Surangga
- Baby Girl (2021), Rofie Nur Fauzie & Mohamad Sulaeman
- A Prayer (2022), Ibara Baiano Lanjare
IR2023 PADANGPANJANG
Programmer: Wahyudha
- Pemenang Tak Terbeli (Mother’s Hero) (2021), Brave Jousant
- Emotional Delusions and Tragedies That Drive Me Crazy (2022), Akmal Palah