Kisah ini menceritakan tentang seekor belalang dan kawanan semut yang tinggal bersama pada sebatang pohon. Kawanan semut dikenal pekerja keras dan bekerja sama mengumpulkan makanan di dalam sarangnya.
Berbeda dengan kawanan semut yang suka bekerja keras, belalang justru sering bermalas-malasan. Ia juga sering mengejek semut dan mengatakannya sebagai hewan bodoh.
Belalang menganggap kalau semut sering mengumpulkan makanan padahal di tempat tinggal mereka sudah banyak makanan. Semut tidak menjawab ejekan belalang karena sibuk mengumpulkan makanan sebelum musim dingin tiba.
Belalang menganggap musim dingin masih lama dan tetap bermalas-malasan tanpa berusaha mengumpulkan makanan.
Musim dingin tiba. Pohon tempat tinggal belalang dan semut diterpa angin kencang dan huan deras. Kawanan semut tidak khawatir karena telah memiliki persediaan makanan.
Namun belalang terperangkap di dalam pohon dan tidak bisa mencari makanan di musim dingin. Ia menangis karena lapar. Ia menyesal karena tidak mengumpulkan makanan sejak musim panas. Belalang merasa dialah hewan bodoh dan kawanan semutlah yang pintar.