Kisah Dongeng Timun Mas

Dongeng Timun Mas adalah cerita rakyat Indonesia yang sangat populer dan cocok untuk diceritakan kepada anak-anak. Cerita ini mengandung banyak pelajaran moral yang baik dan dapat membantu anak-anak belajar tentang nilai-nilai positif.

Cerita-cerita yang diceritakan dalam dongeng sering kali mengandung pelajaran moral dan nilai-nilai positif seperti kebaikan hati, kejujuran, persahabatan, dan kerja keras. Ini dapat membantu anak-anak belajar dan memahami nilai-nilai penting dalam hidup.

Mendongeng sangat penting untuk anak-anak karena dapat membantu mereka dalam pengembangan bahasa, keterampilan komunikasi, keterampilan membaca, kreativitas dan imajinasi, pelajaran moral dan nilai-nilai positif, keterampilan sosial, serta memberikan waktu interaktif dengan orang dewasa.

Mendongeng dapat memberikan waktu yang interaktif dengan orang dewasa, baik itu orang tua, guru, atau pengasuh. Ini dapat membantu anak-anak merasa dihargai dan dicintai, serta dapat meningkatkan hubungan mereka dengan orang dewasa.

Dongeng Timun Mas

Mbok Sirni namanya, ia seorang janda yang menginginkan seorang anak agar dapat membantunya bekerja. Suatu hari ia didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang anak, dengan syarat apabila anak itu berusia enam tahun harus diserahkan kembali kepadanya untuk disantap. Mbok Sirni pun setuju.

Raksasa memberinya biji mentimun agar ditanam dan dirawat. Setelah dua minggu, diantara buah mentimun yang ditanamnya ada satu yang paling besar dan berkilau seperti emas. Kemudian mbok Sirni membelah buah itu dengan hati-hati. Ternyata isinya seorang bayi cantik yang kemudian ia beri nama Timun Mas.

Semakin hari Timun Mas tumbuh menjadi gadis jelita. Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji. Mbok Sirni amat takut kehilangan Timun Mas, dia mengulur janji agar raksasa datang 2 tahun lagi, karena semakin besar maka semakin enak untuk disantap. Raksasa pun setuju. Mbok Sirni pun semakin sayang pada Timun Mas, setiap kali ia teringat akan janjinya, hatinya pun menjadi cemas dan sedih.

Suatu malam mbok Sirni bermimpi agar anaknya selamat ia harus menemui petapa di gunung Gundul. Paginya mbok Sirni langsung pergi.

Di Gunung Gundul ia bertemu seorang petapa yang memberinya 4 buah bungkusan kecil, yaitu biji mentimun, jarum, garam dan terasi sebagai penangkal. Sesampainya di rumah, diberikannya 4 bungkusan tadi kepada Timun Mas dan disuruhnya gadis kecil itu berdoa.

Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. Timun Mas pun disuruh keluar lewat pintu belakang oleh mbok Sirni. Raksasa mengejarnya. Tiba-tiba Timun Mas teringat akan bungkusannya. Ia membukanya, mengambil biji-biji mentimun dan menebarnya.

Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasa pun memakannya. Tapi buah itu malah menambah tenaga raksasa.

Lalu Timun Mas menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhlah pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah raksasa terus mengejar.

Timun Mas pun membuka bungkusan garam dan ditaburkannya. Seketika hutan pun menjadi lautan luas. Dengan kesakitan raksasa dapat melewatinya.

Akhirnya Timun Mas menaburkan terasi, seketika terbentuklah lautan lumpur yang mendidih. Raksasa yang mengejarnya kemudian mati tertelan lumpur mendidih.

"Terima kasih Tuhan, Engkau telah melindungi hambamu ini." Timun Mas mengucap syukur.

Akhirnya Timun Mas dan mbok Sirni hidup bahagia dan damai.