Namaku Mitha. Aku anak SMA kelas XII di sebuah sekolah terkenal di daerah Bandung. Di dalam keluarga aku merupakan anak yang kurang diharapkan, anak bungsu dari 3 bersaudara. Kedua orang tuaku tidak pernah memperhatikanku sedikit pun. Aku memiliki dua sahabat dekat yang keduanya laki-laki, Ian dan Aldo.
Ketika pulang sekolah, aku tidak langsung pulang dan aku seperti biasa bermain bersama teman-temanku. Ketika sedang nongkrong di belakang sekolah, seperti biasa Aldo dan teman lainnya merokok di hadapan aku dan Ian. Aldo sempat menawari kami untuk mencoba rokok, tetapi kami menolak.
“ Mith, Ian, cobain nih, enak loh...” rayu Aldo.
“ Enggak ah...” jawab aku dan Ian bersamaan.
“ Ah, gak setia kawan lu...” jawab Aldo lagi.
“ Iya deh gw coba tapi cuma sekali yaa..” jawab Ian.
“ Ya udah, nih coba...” Aldo pun memberikan rokok untuk Ian.
“ Uhukk uhukk.., gak enak Do..., nyesek.” jawab Ian.
“ Cobanya pelan-pelan Yan..” jawab Aldo lagi.
“ Udah ah, intinya gw udah nyoba. Kapan-kapan aja baru gw coba lagi.” jawab Ian lagi
“ Mith, gw udah.., lu coba juga dong...” paksa Ian ke Mitha.
“Enggak ah, kan gw cewek.” jawab Mitha menolak.
“ Ayo dong Mith, kita kan sahabat..” jawab Aldo.
“ Yaa udah iyaaa..” jawab Mitha dengan ragu-ragu.
“ Nah gitu dong Mith..” jawab aldo dan Ian.
Aldo pun memberikan satu batang rokok kepada Mitha untuk ia coba.
“ Gimana Mith, enak gak?” tanya Aldo.
“ Lumayan sihh, tapi nyesek yaa...” jawab Mitha.
“ Lu belom terbiasa itu Mith.” jawab Aldo santai.
“ Do, ntar pas ulang tahun Darma di bawa ya.”
Jawab mitha
DI SAAT ULANG TAHUN DARMA
Darma adalah teman Ian dari kecil hingga sekarang.
“ Ian, akhirnya dateng juga lu” jawab Darma
“ Iya, sorry yaa bro gw telat” jawab Ian
“ Iya gapapa kosini Yan, Do , Mith” jawab Darma
memanggil kami bertiga
ketika pesta sedang berlangsung, aku, Ian dan Aldo berpisah, Ian asik dengan Darma, Aldo asik menggoda teman- teman cewek lain, dan aku hanya duduk dan menikmati nyanyian. Selesai pesta, aku dan kedua sahabatku pergi kerumah ku yang kebetulan tidak jauh dari rumah Darma.
Sesampai di rumah ku kami bertiga setuju untuk mencoba merokok lagi di halaman belakang rumahku, maklum kami memilih rumahku karna orang tuaku dan kedua kakaku selalu pulang larut malam
“ Do, mana rokoknya?” tanya ku memaksa
“ Iya sabar Mith” jawab Aldo
“ Gila lu Mith, ketagihan yaa?” tanya Ian kepada ku
“ hehehehe... iyaa” jawab ku malu-malu
“ Nih rokoknya..” kata Aldo kepada ku sambil
memberikan rokok tersebut
aku mulai menghisap rokok itu lagi, pertama aku masih tersedak dan batuk – batuk, sapai akhirnya aku menikmatinya dan tidak tersedak lagi
“Wihh, Jago lu Mith..” puji Aldo kepada ku
“ Ahh, biasa ini mahh Do..” jawab ku santai
“ Ayo coba dong Yann...” paksa ku dan Aldo
“ Enggak ahh, nanti mati gw” jawab Ian
“ Yeh, semua orang nanti juga bakalan mati kali”
Jawab ku dengan santai
“ Ayo dong Yann, cobain..” rayu aldo ke Ian
“ Yaudah iya dehh, demi kalian nihh”
Jawab Ian terpaksa
Akhirya Ian pun terbiasa dengan merokok, dan kami bertiga merokok sampai larut malam kira-kira pukul 11 malam, karena sudah larut malam, Aldo dan Ian pun pulang kerumahnya masing – masing. Aku pun langsung masuk rumah dan tertidur lelap karena sangat kelelahan setelah merokok kurang lebih tiga bungkus.
KEESOKAN HARINYA
“ Mith, bangun Mith udah pagi..” teriak kakakku
“ Iyaaa..” jawab ku dengan nada malas
“ Sini kebawah sarapan...” panggil kakakku
“ Duluan aja..” jawab ku lagi
“ Ayo sarapan..” bujuk kakakku lagi
“ Iyaaa, duluan aja kali!!” jawab ku dengan nada tinggi
Aku pun sarapan ketika semua keluarga ku sudah pergi, karena hanya aku yang masuk sekolah jam 9 pagi sedangkan yang lain jam 7 pagi. Aku berangkat sekolah bersama Ian karena rumah kami hanya berbeda dua rumah disebelahku
Sesampai di kelas aku duduk di belakang bersama Aldo dan Ian, saat pelajaran sejarah aku tertidur karena sangat membosankan sekali, apalagi gurunya yang selalu menerangkan dan marah marah terus.
Kring.....kring.....kring....
Akhirnya bel pulang sekolah pun berburnyi.Aku pun pulang dan bermain lagi bersama 3 teman ku
“ eh, Aldo, Mitha, main kerumah gw yok?” ajak Ian
“ yokk.” jawabku dengan cepat
SESAMPAI DI RUMAH IAN
“Ian, emang nyokap bokap lu kemana?” tanya Aldo
“ biasa, pada pergi kondangan” jawab Ian
“ ehh..., gw beli minuman dulu yaa?” Bilang aldo
“ do..do..do tunggu, nitip rokok yaa...” aku berkata kepada aldo
“ tenang aje Mit...” jawab Aldo
“okedehhh...” jawabku senang
KETIKA DI WARUNG
“bu beli rokok bu..?” tanya aldo
“dekk!!, kecil- kecil udah ngerokok..” jawab ibu itu tegas
“enggak bu, ini buat bapak saya” kata Aldo menghindar
“ ohh,... yaa udah nih...” jawab ibu itu dan memberikan rokok tersebut
SEKEMBALINYA DI RUMAH IAN
“Aduh Mith, hampir ketauan gw sama ibu-ibu warung” jawab Aldo dengan takut
“ udahlah kan baru hampir, mana rokoknya?” tanya Mitha
“nihh..” jawab Aldo sambil memberi rokok itu
Ketika kami sedang merokok beriga, tiba-tiba orang tua Ian datang dan kami dipergoki sedang merokok,tanpa basa basi orang tua Ian memarahi kami bertiga dan menyuruh kami pulang kerumah setelah menelpon orang tuaku dan Aldo.
SESAMPAI DI RUMAH
Di depan rumah kedua orang tuaku dan kakakku telah berdiri dengan muka sedih bercampur kesal dan ibuku hanya bisa menangis
“Mitha apa-apaan kamu ini ngerokok segala?” bentak ayah ku
“Kamu itu kenapa sih dek,cewek kok merokok. Mau jadi apa kamu?” tanya kakaku marah
“Aku itu cuma mau kalian peduli sama aku, bukan Cuma ngurusin pekerjaan kalian doang.” Jawabku dengan kesal dan langsung berlari ke kamar.
KEESOKAN HARINYA
Aku bangun lebih siang dari biasanya karena hari ini hari libur, ketika bangun orang tuaku telah menyiapkan makanan untuk ku dan mereka bersikap lebih baik dan sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya, kami pun makan bersama-sama untuk pertama kalinya. Setelah makan ayahku mengajak kami semua untuk pergi tanpa memberitahu tujuannya dan kami pun sampai disuatu rumah dimana aku belum pernah kesana, ternyata itu adalah rumah nenekku. Disana aku merasa lebih dekat dengan seluruh keluarga besarku terutama bersama kedua orang tuaku. Dan sekarang aku tidak lagi merokok, tidak pulang larut malam dan aku mendapatkan prestasi yang cukup membanggakan disekolah, bahkan aku mendapat undangan ke universitas ternama di bandung. Sekalipun aku sudah berubah aku tidak pernah melupakan kedua orang sahabatku, walaupun mereka yang sempat merusak hidupku, Aldo dan Ian.
Sekarang Aldo dan Ian pun sudah berubah, mereka berdua masuk kesebuah band yang cukup terkenal dan sudah manggung disana sini tak jarang pula masuk televisi atau radio di Jakarta dan bandung. Menurut ku masa lalu ku bukanlah hal yang harus di lupakan, tetapi menjadi motivasi ku untuk menjadi lebih baik lagi.
Hitam memang tak selalu pahit, masa lalu yang kelam bukanlah akhir dari segalanya selama masih ada harapan masih ada pula masa depan yang cerah, itulah yang membuatku bisa berubah hingga seperti sekarang ini. semua berkat kedua orang tuaku.