Daur ulang logam. Membaca tiga kata itu, kita akan langsung berpikir tentang besi rongsokan. Barang-barang tidak terpakai yang biasanya teronggok dan membuat salah tingkah. Mau buang, buang kemana? Tukang rongsokan jarang lewat. Kalaupun lewat, rumah lagi kosong atau kita sedang tidur siang. Mau kirim ke gudang rongsokan terdekat, susah angkutnya, ditambah ada kerjaan lain yang lebih penting.
Daur ulang. Sekarang kita potong menjadi dua kata saja. Frase ini saya rasa sangat menggugah banyak orang untuk mulai peduli. Bahwa bertanggung jawab atas sisa pakai yang tidak berguna bagi kita adalah mutlak. Sesederhana benda kecil dari logam seperti potongan kabel listrik, mata kater yang sudah karatan atau kunci yang tidak terpakai lagi. Receh, tapi itu tetap benda yang perlu diperhatikan perjalanan selanjutnya.
Kalau bicara benda besar seperti bekas mesin cuci, rongsokan sepeda, rongsokan bus, rongsokan kereta api; dengan mudah rasanya menemukan mereka yang bersedia datang untuk mengambilnya. Lengkap dengan hitungan harga per kilogramnya.
Tapi sebenarnya tidak peduli ukuran besar atau kecil, nyaris semua jenis logam di kehidupan sehari-hari kita bisa didaur ulang. Ketika produk berbahan logam yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari tidak lagi berguna, mereka akan dibuang. Dibuang dalam hal ini tentu saja bukan dibuang sembarangan, namun bagaimana logam-logam tersebut masuk dalam siklus daur ulang, sehingga tidak tercecer dan mencemari lingkungan.
Daur ulang logam bertujuan untuk digunakan dalam bentuk, produk atau proyek lain. Logam adalah sumber daya yang dapat didaur ulang berulang kali tanpa kehilangan kualitas. Produk dari proses daur ulang logam, memiliki manfaat yang sama bagi industry, seperti halnya logam yang baru.
Mengutip dari thebalancesmb.com, logam yang dapat didaur ulang terbagi menjadi dua, yaitu Ferrous (Fero) and Non-Ferrous (Non-Fero). Logam jenis Fero merupakan logam yang memiliki kandungan besi (Fe), biasanya bisa lengket dengan magnet. Sedangkan logam non-fero adalah logam yang tidak mengandung besi, sehingga tidak terlalu padat.
Logam Jenis Fero diantaranya baja paduan, besi stainless, baja karbon, besi tempa dan besi cor. Logam Jenis Non-Fero diantaranya: aluminium, kuningan, tembaga, emas, iridium, timbal, magnesium, palladium, platinum, perak, timah, dan seng.
Sebagai material yang paling dibutuhkan industri dunia, baja menjadi bahan yang paling banyak didaur ulang. Logam lain yang juga menduduki peringkat atas dalam industri daur ulang adalah termasuk tembaga, aluminium, kuningan, perak, dan tentu saja emas.
Mobil keluaran terbaru yang kita beli di dealer kemarin pagi, kita sebut sebagai barang baru. Tapi pernahkah terbayang bahwa sebagian dari bahan pembentuknya adalah berasal dari besi tua yang didaur ulang. Bahkan dalam bertahun-tahun kedepan, semua bahan logam yang membentuk mobil akan berasal dari logam tua yang didaur ulang berkali-kali.
Mengutip dari artikel berjudul Teknologi daur ulang skrap besi baja menyelamatkan industri baja nasional, disebutkan bahwa pada tahun tahun 2015 Uni Eropa telah menetapkan pelarangan impor mobil dari industri yang tidak menerapkan sistem daur ulang pada keseluruhan proses produksinya. Oleh karenanya, Jepang segera melakukan daur ulang baja bekas dari industri otomotifnya dan diprediksi di tahun 2050 Jepang tidak memerlukan bahan baku baja baru lagi.
Industri mobil atau otomotif hanya salah satu contoh saja. Industri lain seperti pesawat terbang, kapal laut, kereta api, peti kemas dan tentu saja konstruksi juga akan melakukan hal yang sama. Penggunaan logam bekas oleh semakin banyak industri, akan membantu lingkungan dengan berkurangnya kebutuhan SDA pertambangan yang semakin langka.
Perkembangan teknologi pengolahan logam bekas yang terus berkembang tentu akan menjanjikan output yang lebih berkualitas. Ambil contoh besi baja yang katanya memiliki tingkatan hingga ribuan jumlahnya, tentu karena campur tangan riset dan teknologi yang terus berkembang. Dan katanya, baja yang ada saat ini memiliki bobot tiga kali lebih ringan dari jenis baja yang diproduksi 20 tahun yang lalu. Mungkin salah satunya, seperti yang kita kenal sekarang ada istilah baja ringan.
Perabotan tangga yang terbuat dari logam, rasanya banyak yang terbuat dari logam daur ulang. Misalnya plat-plat yang membentuk kulkas atau mesin cuci. Penggunaan logam bekas untuk furniture tanpa proses peleburan juga cukup banyak. Mungkin ini bisa disebut reuse atau upcycle. Besi-besi tua menjadi kaki meja, digunakan sebagai teraslis, lampu dan sebagainya.
Walaupun sudah banyak yang memanfaatkan logam daur ulang dalan produk prabot rumah tangga, namun belum ada perusahaan yang secara terbuka menggunakan isu daur ulang itu sebaga bahan kampanye penjualan produknya. Misalnya, mesin cuci dengan teknologi terbaru, hemat listrik, hemat air dan terbuat dari besi bekas.
Sekarang ini sudah banyak seniman, yang secara sadar mengusung daur ulang dalam karyanya. Misalnya karya menggunakan limbah plastik, karya menggunakan botol bekas, atau karya instalasi menggunakan besi bekas potongan-potongan sepeda motor.
Bertahun-tahun yang lalu, rasanya saya pernah membaca berita, seorang seniman Indonesia yang memproduksi karya-karyanya dari barang bekas, mengalami kesulitan memasukan kembali karyanya ke Indonesia setelah pulang dari pameran di Singapura. Karena di pelabuhan, benda-benda itu hanya dianggap barang rongsokan.
Karya artistik logam daur ulang yang paling menarik perhatian adalah ketika logam bekas bukan perak atau emas, dibuat menjadi perhiasan seperti anting, gelang, bros, kalung atau medali.
Penting untuk dicatat seberapa besar penghematan yang ada untuk lingkungan kita. Industri logam bekas dipercaya membutuhkan konsumsi energy yang lebih kecil, karena pengolahan logam bekas, misalnya aluminium bisa dilebur dengan suhu yang lebih rendah dibandingkan proses menggunakan aluminium murni. Hal ini tentu saja tidak hanya menghemat energi tetapi juga mengurangi emisi gas berbahaya.
Yang paling mudah dilihat adalah, dengan mendaur ulang besi tua, akhirnya mengurangi tumpukan rongsokan di sudut-sudut rumah dan tong sampah.
Karena industri daur ulang logam terus berkembang, saya yakin akan ada lebih banyak lagi kegunaan yang ditemukan untuk besi tua di masa depan. Daur ulang adalah hal yang cerdas untuk dilakukan.