Serai: Asal-Usul dan Teknik Budidaya

Serai merupakan tanaman rerumputan yang tidak asing lagi, khususnya dalam berbagai hidangan di Asia. Aroma lemon-nya yang khas dan segar menjadikannya tanaman herbal yang menambahkan cita rasa istimewa pada berbagai masakan. Serai telah dikenal selama lebih dari 2000 tahun terutama karena luasnya pemanfaatan yang ditawarkan. Iklim dan kondisi tanah Indonesia pun sebenarnya sangat cocok untuk pertumbuhan serai. Mari kita telusuri lebih lanjut asal-usul serta cara mudah budidaya serai!

Sekilas Sejarah Serai

Serai memiliki nama Latin Cymbopogon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘kymbe’ (perahu) dan ‘pogon’ (janggut). Kedua kata ini dipilih karena bentuk panjang dan melengkung yang dimiliki oleh daun serai. Serai telah lama digunakan oleh suku Quilombolas di Brazil untuk menurunkan tekanan darah dan memberikan rasa tenang. Di India, tempat pertama kali serai dipercaya tumbuh, manfaat utama serai adalah sebagai tanaman obat untuk meredakan demam. Hingga saat ini, serai dibudidayakan secara luas terutama di Asia dan Amerika Latin karena segudang manfaatnya baik untuk industri pangan maupun non-pangan.

Teknik Budidaya

Iklim di Indonesia yang tropis dan hangat sudah cocok untuk pertumbuhan serai, sehingga yang diperlukan hanyalah teknik budidaya yang benar. Serai harus dibudidayakan di tempat yang terlindungi, namun masih mendapat paparan sinar matahari yang cukup. Tanah yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya adalah tanah yang kaya dan subur. Anda perlu menambahkan banyak zat organik baik dari kompos, daun, jerami, dan pupuk kandang sebelum mulai menanam serai.

Setelah tanah siap, mulailah dengan menabur biji serai di dalam pot atau wadah, kemudian pindahkan ke kebun setelah mulai tumbuh. Kubur biji dengan tidak terlalu dalam dan pastikan tanah lembab, tapi tidak terlalu basah. Biji akan mulai berkecambah setelah 5-15 hari. Ketika sudah dipindahkan ke kebun, hindari serangan dari siput.

Tanaman serai jarang berbunga, karena itu cara lain untuk membudidayakan serai adalah dengan mencangkok dari tanaman serai yang sudah dewasa di bagian akar ataupun batangnya. Seperti cara dengan biji serai, lakukan dengan tanah yang lembab di tempat yang hangat dan tertutup, dan Anda dapat melihat akar baru setelah 2 sampai 3 minggu. Siram tanaman dengan baik karena serai membutuhkan banyak air, terutama di masa awal pertumbuhan. Selain itu, pupuk juga sebaiknya ditambahkan setiap bulan. Jangan lupa memotong dedaunan jika sudah mulai bertumbuh banyak agar terlihat lebih rapi dan asri.

Teknik Panen dan Pemanfaatan

Daun serai yang sudah tumbuh baik dapat dipanen dan digunakan sesuai keinginan Anda. Setelah panen dapat disimpan di kulkas selama 2 minggu dengan membungkusnya dalam plastik terlebih dahulu. Daun ini sangat berharga di industri karena mengandung minyak atsiri yang diaplikasikan dalam industri makanan, minuman, wewangian, produk rumah tangga, produk kebersihan, farmasi, dan bahkan tembakau. Di rumah tangga, serai dapat Anda gunakan sebagai bumbu masak ataupun untuk membuat teh herbal yang menyehatkan dan baik diminum saat demam atau kembung.

Serai juga merupakan pilihan yang sangat baik untuk memastikan rumah Anda bebas nyamuk dan serangga lainnya. Selain itu, aroma khas dari serai juga membantu memberi efek tenang dan anti-depresi karena kandungan sitral tinggi yang dimilikinya.

Tanaman serai merupakan tanaman asli wilayah tropis sehingga pertumbuhannya di Indonesia sangat mudah dan menjanjikan. Setelah dipanen, serai dapat Anda manfaatkan untuk kesehatan Anda dan keluarga, maupun dibudidayakan dalam skala yang lebih besar untuk bisnis. Pastikan Anda memperhatikan tips budidaya serai yang telah dibagikan untuk memastikan pertumbuhan serai yang maksimal!

 

 

 

Mipmap id

Jurnalisme warga (Citizen journalism) | foto, video, film, creative-writing, esai dan fiksi. Ayo tulislah ceritamu! dan bagikan.