Serai merupakan tanaman herbal yang dibudidayakan secara luas di daerah tropis dan subtropis untuk diambil minyaknya. Pasar dari minya serai sangat besar karena begitu banyaknya aplikasinya di berbagai industri, seperti industri farmasi, kosmetik, kebersihan, dan pangan. Di Asia Pasifik, India dan China merupakan pemain unggul dalam pasar minyak serai. Di Indonesia, kegunaan serai kebanyakan masih sebagai bumbu masak, namun dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan luasnya manfaat minyak serai, khususnya untuk kesehatan dan aromaterapi, minyak serai berpotensi untuk digunakan dalam berbagai industri lain.
Minyak serai merupakan minyak dengan aroma yang menyerupai lemon karena tingginya kandungan senyawa sitral (~75%) dalam minyak. Wujud fisik dari minyak serai adalah minyak berwarna kuning atau jingga, kental, dengan aroma kuat berkarakteristik segar, grassy, lemon-like, dan herbal. Selain sitral, kandungan lain dalam minyak serai adalah sitronellol, geraniol, geranial, neral, dan sitronellal, yang bersinergi membentuk aroma khas dari serai yang sering dimanfaatkan dalam wewangian.
Untuk mendapatkan minyak serai, daun serai yang telah dipanen dilayukan, lalu didistilasi dengan uap sehingga didapatkan uap minyak serai yang nantinya dikondensasikan kembali ke wujud cair. Cara lain yang mulai banyak digunakan adalah ekstraksi dengan cairan superkritis. Metode ini dinilai lebih baik karena menghasilkan minyak serai dengan kualitas yang lebih stabil, karena metode ini tidak beroperasi pada suhu tinggi yang dapat merusak kualitas minyak. Minyak serai dapat digunakan secara utuh ataupun dipisahkan kembali bagian dominannya yaitu sitral. Sitral sendiri merupakan komponen penting dalam industri parfum, kosmetik, dan minuman.
Dalam industri pangan, minyak serai digunakan sebagai perisa minuman, makanan pencuci mulut, permen, gelatin, puding, bumbu instan, serta produk daging olahan. Minyak serai juga tidak menunjukkan efek mutagenik maupun toksik pada tubuh sehingga diklaim aman untuk digunakan.
Dalam industri kimia, sitral diambil dari minyak serai dengan cara fraksinasi dan digunakan sebagai bahan awal untuk mensintesis berbagai zat kimia, terutama vitamin A dan E, yang banyak digunakan dalam industri farmasi. Selain itu, minyak serai juga merupakan bahan dengan biaya rendah untuk deodoran, lilin, deterjen, dan insektisida dengan memanfaatkan sifat antibakterialnya. Aroma serai yang menenangkan juga membuatnya berguna dalam aromaterapi, sekaligus untuk melancarkan peredaran darah dan merenggangkan ketegangan otot. Dalam industri kecantikan, uap dari minyak serai juga digunakan untuk mengencangkan dan memperbaiki kulit berminyak.
Selain minyak, produk lain dari serai adalah oleoresin, yaitu campuran antara minyak dan resin dari tanaman serai yang diekstraksi menggunakan pelarut seperti campuran heksan dan aseton. Oleoresin ini dapat dilarutkan dalam minyak sayur dan aplikasinya lebih berfokus pada industri pangan.
Oleoresin serai memiliki karakteristik berupa cairan kental hijau tua dengan aroma yang sama dengan tanaman aslinya. Oleoresin ini banyak dimanfaatkan dalam produksi pangan olahan bercitarasa Asia di daerah dimana tanaman serai tidak mudah ditemukan, misalnya di belahan dunia bagian Barat. Dengan begitu, masyarakat Barat yang ingin menikmati makanan khas Asia tidak perlu kesulitan mencari tanaman serai untuk ditambahkan sebagai bumbu masak mereka. Oleoresin serai merupakan pilihan yang mudah dan praktis untuk menghasilkan cita rasa yang sama dengan tanaman serai dengan umur simpan yang lebih panjang juga.
Saat ini, pasar untuk minyak serai terutama meningkat karena semakin sadarnya masyarakat akan manfaat kesehatan yang dimiliki oleh serai. Citarasa khas dari serai juga membuatnya diminati khususnya di negara-negara yang tidak membudidayakan serai secara alami, seperti negara bagian Barat. Tentunya, produk minyak maupun oleoresin dari serai merupakan potensi bisnis yang menggiurkan.