Arti Kartu Tarot Major Arcana

Arti Kartu Tarot Major Arcana dalam laman ini, adalah penjelasan umum. Anda bisa lihat selengkapnya di laman post artikel masing masing kartu. Dalam tiap halaman kita membahas arti simbol yang tergambar di kartu tarot, mengkhusus pada kelompok Major Arcana

Kartu Tarot Major Arcana adalah kartu-kartu utama dalam setiap dek tarot, yang terdiri dari 22 kartu. Setiap kartu memiliki gambar simbolik dan berisi banyak arti dan interpretasi yang berbeda-beda. Kartu-kartu Major Arcana melambangkan perjalanan spiritual dan arus kesadaran manusia, serta mencerminkan berbagai fase dan aspek kehidupan.

Arti Kartu Tarot Major Arcana

Setiap kartu Tarot Major Arcana menggambarkan pengalaman manusia yang umum dan melintasi kisah hidup, perjalanan spiritual, dan kondisi manusia. Kartu-kartu tersebut memperlihatkan proses transformasi diri dan pengembangan individu dari awal hingga akhir. Dalam setiap kartu, ada simbol-simbol yang melambangkan kondisi fisik, emosi, dan spiritual yang beragam.

Beberapa kartu Tarot Major Arcana, seperti The Fool dan The Magician, menggambarkan kemampuan seseorang untuk memulai perjalanan spiritual, meraih keberanian, serta kemampuan untuk menciptakan dan merubah kehidupan sendiri. Sementara kartu-kartu seperti The High Priestess dan The Hermit mewakili ketenangan batin, introspeksi, dan kemampuan untuk mencapai kebijaksanaan dan pengetahuan batin.

Kartu-kartu seperti The Lovers, The Chariot, dan Strength menunjukkan kemampuan untuk mengendalikan kehidupan, membuat pilihan yang sulit, dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Sedangkan kartu-kartu seperti The Tower dan Death menggambarkan perubahan tiba-tiba, kematian, dan penghapusan ego.

Kartu Tarot Major Arcana dapat digunakan untuk memberikan pandangan dan pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan, termasuk keberhasilan, kegagalan, dan pengalaman yang terjadi. Setiap kartu mengandung pesan khusus dan dapat membantu seseorang untuk mengambil keputusan atau memberikan solusi atas masalah tertentu yang dihadapi.

Daftar Kartu Tarot Major Arcana

Note: Segera update
  1. The Fool (Si Gila): Simbol awal perjalanan spiritual, keberanian, dan ketidakpedulian.
  2. The Magician (Pesulap): Simbol kekuatan kreatif dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu dari yang tidak ada.
  3. The High Priestess (Pendeta Tinggi): Simbol kebijaksanaan, pengetahuan tersembunyi, dan intuisi.
  4. The Empress (Permaisuri): Simbol kecantikan, kehangatan, kesuburan, dan kemakmuran.
  5. The Emperor (Kaisar): Simbol kekuatan, otoritas, dan struktur.
  6. The Hierophant (Paus): Simbol tradisi, dogma, dan kepercayaan yang diterima.
  7. The Lovers (Kekasih): Simbol hubungan romantis, cinta, dan pilihan yang sulit.
  8. The Chariot (Kereta Perang): Simbol keberhasilan, kendali, dan kemajuan.
  9. Strength (Kekuatan): Simbol kekuatan internal, keberanian, dan ketabahan.
  10. The Hermit (Pendeta Bertapa): Simbol introspeksi, kesendirian, dan kebijaksanaan.
  11. Wheel of Fortune (Roda Takdir): Simbol perubahan, keberuntungan, dan siklus kehidupan.
  12. Justice (Keadilan): Simbol keseimbangan, hukum, dan keadilan.
  13. The Hanged Man (Si Terbalik): Simbol pengorbanan, penerimaan, dan perspektif baru.
  14. Death (Kematian): Simbol transformasi, perubahan besar, dan akhir yang tidak terelakkan.
  15. Temperance (Kesabaran): Simbol keseimbangan, pengendalian diri, dan harmoni.
  16. The Devil (Iblis): Simbol keterikatan, kecanduan, dan pengaruh buruk.
  17. The Tower (Menara): Simbol kehancuran, perubahan tiba-tiba, dan penghapusan ego.
  18. The Star (Bintang): Simbol harapan, kecerahan, dan kemajuan.
  19. The Moon (Bulan): Simbol ketidakpastian, ketakutan, dan intuisi yang dalam.
  20. The Sun (Matahari): Simbol kebahagiaan, kebahagiaan, dan kejayaan.
  21. Judgment (Hari Penghakiman): Simbol pertimbangan, evaluasi, dan kematangan.
  22. The World (Dunia): Simbol keberhasilan, integrasi, dan kesempurnaan.

Muasal Kartu Tarot dan Posisi Kartu Mayor

Sejarah awal Kartu Tarot masih belum jelas dan kontroversial. Ada beberapa teori tentang asal usulnya, namun sebagian besar sepakat bahwa kartu tarot pertama kali muncul di Italia pada abad ke-15 sebagai kartu permainan. Pada abad ke-18, kartu tarot mulai digunakan sebagai alat divinasi atau ramalan nasib.

Kartu Tarot Major Arcana sendiri merupakan bagian penting dari dek tarot. Dalam dek awal kartu tarot, yang dikenal sebagai "Tarot Visconti-Sforza" dari Italia Utara pada abad ke-15, terdapat enam belas kartu trionfi, yang kemudian berkembang menjadi kartu-kartu Major Arcana. Kartu-kartu ini awalnya digunakan untuk permainan kartu dan mewakili berbagai sosok dalam masyarakat Italia pada masa itu, seperti raja-raja, ksatria, dan tokoh-tokoh agama.

Pada abad ke-18, kartu tarot mulai digunakan sebagai alat divinasi atau ramalan nasib. Kartu-kartu Major Arcana kemudian digunakan sebagai alat untuk membaca masa depan, serta sebagai alat untuk memperdalam pemahaman spiritual dan filosofis. Banyak ahli tarot dan peneliti sejarah percaya bahwa kartu-kartu Major Arcana terinspirasi oleh berbagai aliran kepercayaan, seperti alkimia, astrologi, numerologi, dan kabbalah.

Seiring berjalannya waktu, dek tarot menjadi lebih populer dan banyak variasinya dibuat oleh seniman dan pencipta dek tarot yang berbeda. Setiap dek memiliki gambar yang berbeda untuk kartu-kartu Major Arcana, namun mereka tetap mempertahankan arti simbolik dan interpretasi yang sama di seluruh dek tarot. Hari ini, kartu-kartu Major Arcana masih digunakan sebagai alat divinasi, alat pengembangan diri, dan alat spiritualitas di seluruh dunia.

Perkembangan Penggunaan Kartu Tarot

Negara asal Tarot adalah Italia, di mana kartu tarot pertama kali muncul pada abad ke-15 sebagai kartu permainan. Namun, penggunaan tarot kemudian menyebar ke seluruh Eropa, terutama selama abad ke-18 ketika kartu tarot mulai digunakan sebagai alat divinasi dan ramalan nasib.

Pada awalnya, penggunaan tarot terbatas pada kalangan elit dan orang kaya, namun seiring berjalannya waktu, penggunaan tarot menyebar ke berbagai lapisan masyarakat. Hari ini, tarot digunakan oleh orang-orang dari berbagai budaya, agama, dan latar belakang sosial di seluruh dunia.

Pada masa kini, kelompok masyarakat yang sering menggunakan tarot termasuk para praktisi spiritual, peneliti metafisika, psikoterapis, penulis, seniman, dan pencipta dek tarot. Ada juga kelompok masyarakat yang menggunakan tarot sebagai alat pengembangan diri dan pencarian makna hidup, serta orang-orang yang tertarik dengan kemampuan ramalan atau kekuatan magis yang terkait dengan tarot.

Penggunaan tarot telah menjadi suatu bentuk kepercayaan dan kebiasaan budaya populer di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Italia, Jerman, Rusia, Jepang, dan Korea.

Perkembangan Desain Kartu Tarot

Sejak pertama kali muncul pada abad ke-15, desain kartu tarot terus berkembang dan berevolusi. Pada awalnya, kartu tarot hanya memiliki gambar sederhana dan sedikit warna, namun seiring berjalannya waktu, seniman dan pencipta dek tarot mulai memperkaya desain dengan tambahan simbol, warna, dan detail yang lebih kompleks.

Selama abad ke-19, banyak seniman dan ilustrator terkenal mulai menciptakan dek tarot baru dengan gaya dan tema yang berbeda. Sebagai contoh, dek tarot yang dikenal sebagai "Tarot Marseille" muncul pada abad ke-18 dan menjadi populer di Prancis dan seluruh Eropa. Dek tarot ini menampilkan gambar yang sederhana dan elegan dengan warna-warna yang cerah.

Selama abad ke-20, desain dek tarot semakin bervariasi dan menampilkan tema yang lebih kreatif dan unik. Ada dek tarot dengan tema mitologi, alam, budaya pop, dan bahkan kartun. Sebagai contoh, dek tarot yang dikenal sebagai "Rider-Waite" atau "Waite-Smith" yang diciptakan pada tahun 1909 oleh seniman Pamela Colman Smith dan pakar okultisme Arthur Edward Waite, memiliki desain yang lebih detil dan banyak mengandung simbol-simbol.

Penciptaan tarot baru terus berlanjut hingga hari ini, dengan seniman dan kreator dek tarot yang terus menciptakan dek baru dengan berbagai tema dan gaya. Beberapa dek tarot terbaru termasuk dek tarot "The Wild Unknown" karya Kim Krans, yang menampilkan gambar alam yang kuat dan detail yang indah, serta dek tarot "The Light Seer's Tarot" karya Chris-Anne, yang menampilkan gambar-gambar yang cerah dan memotivasi.

Kesimpulannya, desain kartu tarot terus berkembang dan berevolusi seiring waktu, dan penciptaan tarot baru terus berlanjut hingga hari ini, menciptakan dek tarot yang unik dan kreatif dengan berbagai tema dan gaya.

Kartu Tarot di Asia

Meskipun kartu tarot berasal dari Italia dan lebih banyak digunakan di Eropa dan Amerika Utara, penggunaan tarot juga telah menyebar ke Asia dan menjadi populer di beberapa negara di wilayah ini. Namun, penting untuk diingat bahwa di Asia, kartu tarot sering dianggap sebagai produk budaya Barat dan mungkin tidak diakui oleh semua kelompok masyarakat atau agama.

Beberapa negara di Asia yang telah mengadopsi penggunaan tarot adalah Jepang, Korea, dan Tiongkok. Tarot telah menjadi populer sejak tahun 1980-an di Jepang dan digunakan sebagai alat divinasi dan pencarian makna hidup. Di Negara Korea, tarot juga telah menjadi populer dan digunakan sebagai alat untuk memahami diri sendiri dan mengatasi masalah.

Di Daratan Tiongkok, penggunaan kartu tarot diawali dengan munculnya dek tarot "Daoist Nei Gong" pada tahun 1994, yang dikembangkan oleh Master Liu Ming. Dek tarot ini didasarkan pada ajaran Daoisme dan digunakan sebagai alat untuk mencapai kesadaran diri dan transformasi pribadi. Beberapa dek tarot lainnya juga telah dibuat oleh seniman Tiongkok yang menampilkan unsur-unsur budaya Tiongkok dan Feng Shui.

Namun, ada juga beberapa negara di Asia yang kurang akrab dengan penggunaan tarot, seperti India dan Indonesia. Di India, kebanyakan orang lebih memilih untuk menggunakan astrologi Vedic atau numerologi untuk memahami diri mereka sendiri dan nasib mereka. Di Indonesia, meskipun tarot dapat ditemukan dan digunakan oleh sebagian kecil orang, namun penggunaannya masih terbatas dan dianggap kontroversial oleh sebagian masyarakat karena dianggap terkait dengan kepercayaan atau praktik spiritual yang tidak sesuai dengan agama mayoritas di Indonesia.