Louis Daguerre adalah seorang seniman dan penemu Prancis yang secara luas dianggap sebagai salah satu bapak pendiri fotografi. Ia lahir pada tanggal 18 November 1787, di Cormeilles-en-Parisis, sebuah kota kecil dekat Paris, Prancis.
Daguerre memulai karirnya sebagai magang untuk ayahnya, yang merupakan seorang pembuat jam. Di awal usia dua puluhan, dia pindah ke Paris dan menjadi pelukis dan perancang adegan yang sukses untuk teater. Dia juga mencoba-coba kimia dan optik, bereksperimen dengan berbagai teknik untuk menangkap gambar.
Pada tahun 1820-an, Daguerre mulai bekerja dengan Joseph Nicéphore Niépce, penemu Prancis lainnya yang bereksperimen dengan fotografi. Kedua pria itu berkolaborasi dalam beberapa proyek, termasuk proses pembuatan gambar di atas pelat logam yang dipoles. Niépce meninggal pada tahun 1833, meninggalkan Daguerre untuk melanjutkan pekerjaannya sendiri.
Daguerre terus bereksperimen dengan fotografi dan penemuan lainnya sepanjang hidupnya. Dia meninggal pada 10 Juli 1851, di Bry-sur-Marne, Prancis, pada usia 63 tahun.
Saat ini, Daguerre dikenang sebagai pionir fotografi dan tokoh kunci dalam pengembangan medium. Kontribusinya pada seni dan ilmu fotografi terus menginspirasi generasi seniman dan fotografer.
Upaya pertama Daguerre dalam menangkap gambar adalah dengan kamera obscuras, perangkat sederhana yang memproyeksikan gambar dunia luar ke permukaan datar. Tapi Daguerre tidak puas dengan percobaan awal ini, dan dia terus bereksperimen dengan teknik dan bahan yang berbeda.
Pada tahun 1835, Daguerre bekerja sama dengan Joseph Nicéphore Niépce, penemu Prancis lainnya yang telah bereksperimen dengan fotografi selama bertahun-tahun. Bersama-sama, kedua pria itu mengerjakan teknik baru yang akan merevolusi seni fotografi: daguerreotype.
Daguerreotype adalah metode pembuatan gambar pada permukaan perak yang dipoles yang telah disensitisasi dengan uap yodium. Pelat tersebut kemudian disinari cahaya di kamera, dan gambar yang dihasilkan dikembangkan dengan uap merkuri. Gambar akhir sangat detail dan nyata, bahkan menangkap detail terkecil dari subjek.
Ketika daguerreotype pertama kali diperkenalkan ke publik pada tahun 1839, itu menimbulkan sensasi. Orang-orang mengagumi kejelasan dan detail gambar, dan seniman serta ilmuwan sama-sama melihat potensi media baru ini. Dalam beberapa tahun, daguerreotype diproduksi di seluruh dunia, dan fotografi menjadi hobi dan profesi yang populer.
Namun, daguerreotype bukan tanpa kekurangannya. Itu adalah proses yang memakan waktu dan mahal, dan gambar yang dihasilkan rapuh dan mudah rusak. Namun terlepas dari keterbatasan ini, daguerreotype tetap populer selama beberapa dekade, hingga proses fotografi yang lebih baru, lebih cepat, dan lebih terjangkau dikembangkan.
Penemuan daguerreotype oleh Louis Daguerre dan Joseph Nicéphore Niépce menandai titik balik dalam sejarah fotografi. Ini membuka dunia baru kemungkinan artistik dan ilmiah, dan membuka jalan bagi pengembangan proses fotografi lainnya yang pada akhirnya akan mengubah cara kita melihat dan memahami dunia di sekitar kita.
Daguerreotype adalah bentuk awal fotografi yang ditemukan oleh seniman dan penemu Prancis Louis Daguerre pada awal abad ke-19. Ini dianggap sebagai proses fotografi praktis pertama dan digunakan secara luas pada pertengahan 1800-an.
Proses daguerreotype melibatkan pembuatan citra positif langsung pada pelat tembaga berlapis perak. Pelat dipoles ke permukaan seperti cermin dan kemudian dibuat peka terhadap cahaya dengan memaparkannya ke uap yodium, yang membentuk lapisan iodida perak di permukaan. Pelat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kamera dan diekspos ke tempat kejadian untuk difoto selama beberapa menit.
Setelah terpapar, pelat dikembangkan dengan memaparkannya ke uap merkuri. Merkuri membentuk amalgam dengan perak terbuka, menciptakan gambar yang terlihat di piring. Gambar kemudian diperbaiki dengan mencuci piring dengan larutan garam biasa, yang menghilangkan sisa-sisa perak iodida dan membuat gambar stabil.
Gambar yang dihasilkan pada pelat daguerreotype adalah gambar perak yang sangat detail dan berbutir halus yang memiliki kualitas dan corak warna yang unik. Daguerreotypes dikenal karena kemampuannya untuk menangkap detail halus dan rentang tonal, menjadikannya populer untuk potret dan lanskap.
Proses daguerreotype akhirnya digantikan oleh proses fotografi lain yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih nyaman, namun tetap menjadi tonggak penting dalam sejarah fotografi. Hari ini, daguerreotypes dihargai sebagai artefak sejarah dan karya seni, dan masih diproduksi oleh sejumlah kecil praktisi yang berdedikasi menggunakan teknik abad ke-19 yang otentik.