Kenapa takkan percaya pada Tuhan?
Sama sedihnya dengan sajak
Bersama kita ia tak berpegangan
Kecuali dalam duka tak mau beranjak
Bila kita mati
Ia pun didera sepi
1953
Sitor Situmorang
cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
1949
Chairil Anwar
ketika jari-jari bunga terbuka
mendadak terasa: betapa sengit
cinta Kitacahaya bagai kabut, kabut cahaya; di langit.
menyisih awan hari ini: di bumi
meriap sepi yang purba;
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata, suatu pagi
dis ayap kupu-kupu, di sayap warna
swara burung di ranting-ranting cuaca,
bulu-bulu cahaya: betapa parah
cinta Kita
mabuk berjalan, diantara jerit bunga-bunga rekah
1968
Sapardi Djoko Damono