Panduan Pendek Cara Menulis Cerita & Skenario Film Pendek

Cara menulis skenario, tidak ada cara yang peling tepat dari sekian banyak panduan menulis skenario film yang pernah dilakukan orang. Cara terbaik adalah cara yang paling nyaman bagi kita, mau mulai dari manapun, ya terserah. Satu lagi cara yang terbaik adalah teknik yang praktis untuk diterapkan dan membantu cerita dan skenario film kita selesai dan siap di produksi dan mudah dimengerti oleh seluruh tim kerja, mulai dari produser, soundman, gaffer hingga anak artistik.

Pada poin mudah dimengerti inilah kita berhenti sejenak. Standar atau bentuk baku sebuah skenario telah ada dan disepakati sebagai konsensus internasional, sehingga ketika sebuah sekenario final disodorkan pada seseorang dalam tim kerja - yang paham standar kerja - maka orang tersebut langsung dapat memahami isi dan maksud skenario tersebut.

FILM PENDEK

Tidak ada aturan hukum yang mengatakan berapa seharusnya durasi sebuah film pendek. Secara umum, film pendek adalah film dengan durasi kurang dari 60 menit. Yang menentukan berapa durasi film pendek yang tepat adalah ruang putarnya, seperti Festival Film, platform streaming, Televisi dan sebagainya.

Penghargaan Oscar mensyaratkan film pendek yang berhak ikut berkompetisi adalah 40 menit atau kurang. Festival Film Pendek Internasional di Bali – Minikino Film Week mensyaratkan 25 menit atau kurang. Begadang Film Making Competition mensyaratkan durasi 5 menit, dan ada juga festival the one minute di Belanda yang mensyaratkan film pendek wajib hanya 1 menit.

Secara umum, rata-rata durasi film pendek yang paling banyak dibuat dan ditayangkan di berbagai festival adalah kisaran durasi 10 – 20 menit.

Sebuah film pendek dapat berupa live-action, animasi, atau kombinasi keduanya. Film pendek memiliki keterbatasan durasi, sehingga struktur berceritanya sangat berbeda dengan film panjang yang sering ditayangkan di bioskop. Bercerita dengan awal, tengah, dan akhir yang berbeda, yang sangat bebas dan terbuka untuk bereksperimen. Film pendek yang baik memiliki fokus yang jelas dan sangat ekonomis dengan cara bertutur mereka, kadang hanya menggunakan satu atau dua lokasi dan sedikit karakter.

IDE FILM PENDEK

Ide bisa didapatkan dari lingkungan terdekat kita, pengalaman pribadi, lingkungan keluarga, sekolah, pergaulan di luar rumah atau tempat kerja. Media bacaan seperti koran, majalah, buku; seringkali memberi ide mengenai isu yang menjadi ketertarikan kita. Bahkan setelah menonton film tertentu, kita sering terganggu dengan ide baru, sudut pandang lain yang ingin kita ungkapkan.

Kita harus peka, punya daya kagum dan selalu mencatat hal-hal menarik dari tiap aktivitas sehari-hari, yang nantinya dapat dikeluarkan ketika dibutuhkan sebuah ide untuk suatu karya, katakanalah ingin membuat film pendek.

Ide terbaik adalah sesuatu yang dekat dengan kita, sehingga dengan mudah bisa kita ceritakan kembali.

RISET SKENARIO FILM PENDEK

Setiap ide yang terlontar umumnya masih sangat dini, mentah dan masih jauh dari kenyataan. Yang dibutuhkan selanjutnya adalah menggali wawasan mengenai ide yang terlontar.

Jika ingin berbicara mengenai “Fakta ketergantungan pada HP”, maka kita butuh data pendukung, bertanyalah dan kemudian cari jawabannya.

Bagaimana jika? Apa yang? Siapa? Dimanakah? Mengapa? Lalu…?

Riset suara dan visual juga menjadi syarat utama, karena film adalah media audio visual. Bagaimana tingkah seorang yang panik karena lupa membawa charger? Bagaimana Reaksi saat kalah main ML? Bagaimana suara HP saat menerima panggilan? Apa yang dibicarakan mengenai teknologi HP? Bahan-bahan ini akan membantu kita menggarap ide menuju tahap selanjutnya.

FOKUS IDE CERITA

Film pendek adalah cara bertutur yang ringkas, cepat, tajam dan jelas.

Dari ide dan hasil riset, maka dibutuhkan waktu, kerjernihan pikiran dan niat kuat untuk memeras ide sehingga mendapatkan sari pati, inti dari inti, core dari core sebuah cerita. Kita tempatkan ide besar yang kita miliki kemudian tarik ke bawah, ke unsur paling kecil, dekat dengan kita dan intim dengan kehidupan sehari-hari.

Ide “Fakta ketergantungan pada HP”, kita tau, pengguna HP memiliki ketertarikan yang berbeda-beda, maka kita harus pilih satu jenis; misalnya ketertarikan paga game. Dari game, pasti bisa ditarik lagi, satu game apa yang akan kita bahas dalam ide ini? Jenis HP yang digunakan? Dimana tempat kejadiannya? Dan sebagainya.

KARAKTER

Ketika kita sudah memiliki ide yang tajam, terfokus pada suatu kejadian atau peristiwa, maka kita bisa menciptakan karakter yang cocok. Sesuai dengan dunia yang ingin kita ciptakan dalam film pendek kita.

Karakter Utama: Temukan Namanya, jenis kelaminnya, usia, pendidikan, gaya berpakaiannya, strata sosial, sifatnya; terbuka, tertutup, pendiam, suka ngobrol, suka pamer?

Karakter Pendukung: Ciptakan tokoh yang sesuai dengan ide cerita, menjadi teman atau lawan dari tokoh utama; dimensi kehidupan karakter pendukung bisa dibangun agar sesuai dengan kebutuhan dan mendukung cerita, dan pastikan ia penting bagi tokoh utama.

PREMIS / LOGLINE

Kalimat logline ada yang dibuat sebelum naskah ditulis, ada juga logline yang dibuat setelah film selesai sebagai sarana promosi; logline ini umumnya ditulis di poster film.

Disini kita berbicara premis cerita, saat kita mulai menulis cerita, sebuah kalimat yang menyatakan cerita dan masalah yang akan menggerakkan cerita. Dalam premis terdapat beberpa elemen, yaitu karakter dan atributnya, tindakan, dan situasi yang dihadapi sang karakter.

Contoh Premis:

Seorang anak laki-laki gemuk berusia 6 tahun, hendak tidur di kamarnya namun berteriak ketakutan memanggil ayahnya, dia merasa ada monster di bawah tempat tidurnya.

Atribut karakter: Seorang anak laki-laki, gemuk, usia 6 tahun.

Tindakan: Hendak tidur di kamarnya, berteriak ketakutan memanggil ayahnya.

Situasi: Dia merasa ada monster di bawah tempat tidurnya.

SINOPSIS

Sinopsis adalah cerita singkat tentang kisah film dalam bentuk tertulis. Sinopsis berisi semua elemen penting – karakter, alur cerita, tindakan, reaksi dan insiden besar – dari awal hingga akhir dalam urutan kronologis.

Contoh Sinopsis:

Suatu malam, Dito, anak laki-laki gemuk berusia 6 tahun bersiap untuk tidur dikamarnya. Saat masuk ke bawah selimut dan memejamkan mata, Dito mendengar suara dari bawah tempat tidurnya, dia terkejut dan yakin ada monster di bawah tempat tidurnya, dia segera berteriak memanggil ayahnya. Ayahnya masuk kamar untuk memeriksa dan menemukan Dito di bawah tempat tidur.

STORYLINE

Storyline kadang disebut juga sinopsis panjang, yang umumnya terdiri dari alur cerita yang lebih lengkap dari sinopsis pendek. Storyline dibagi dalam paragraf-paragraf yang menjadi poin penting tiap babak, dengan keterangan dan deskripsi yang lebih lengkap.

Sebuah storyline terdiri dari 3 paragraf yang menjadi awal, tengah dan akhir film.

Contoh Storyline

Jam 9 malam, Dito diantar ayahnya masuk kedalam kamar tidurnya. Dito naik ketempat tidur dan mengucapkan selamat malam. Ayahnya kemudian mematikan lampu kamar dan menutup pintu.

Dito masuk ke balik selimut tebal, merebahkan kepalanya di atas bantal, dan saat itulah terdengar suara dari bawah tempat tidur, Dito terkejut dan segera berteriak memanggil ayahnya. Ayah segera datang dan masuk mendekati Dito yang ketakutan. Dito menjelaskan bahwa ada monster di bawah tempat tidurnya dan meminta ayahnya memeriksa.

Ayah memeriksa dan menyingkap seprai tempat tidur Dito, saat melongo ke bawah tempat tidur, Ayah menemukan Dito yang sedang ketakutan.

TREATMEN NASKAH

Pada tahap ini, kita akan mulai mengarang lebih detail. Seperti menulis sebuah cerpen, tetapi wajib menggunakan kalimat-kalimat yang visual, kalimat yang bisa ditangkap oleh kamera, kalimat yang bisa di bayangkan akan tampil di layar.

Contoh Treatmen

Jam di ruang tamu menunjukan pukul 9 malam. Dito diantar ayahnya masuk kedalam kamar tidurnya. Dito naik ketempat tidur dan mengucapkan selamat malam pada ayahnya. Ayahnya membalas, kemudian mematikan lampu kamar dan menutup pintu.

Kamar Dito diterangi lampu tidur berwarna biru yang remang-remang. Dito masuk ke balik selimut tebal, merebahkan kepalanya di atas bantal dan memeluk boneka beruang. Saat mata Dito terpejam, terdengar suara dari bawah tempat tidur, Dito terkejut dan membuka matanya, memasang telinganya lebih baik. Suara itu terdengar lagi dan Dito segera berteriak memanggil ayahnya.

Ayah segera datang dan masuk mendekati Dito yang ketakutan memeluk bonekanya. Dito menjelaskan bahwa dia yakin ada monster di bawah tempat tidurnya dan meminta ayahnya memeriksa. Ayah berusaha meyakinkan bahwa tidak ada monster, namun Dito memaksa. Ayah meminta Dito berjanji akan segera tidur, jika tidak ada monster di bawah tempat tidurnya, kemudian ayah memeriksa ke bawah tempat tidur.

Ayah menyingkap seprai tempat tidur Dito, saat melongo kebawah tempat tidur, Ayah menemukan Dito yang sedang ketakutan memeluk boneka, dan meminta ayah memeriksa monster di atas tempat tidurnya.

Skenario

Sekenario adalah proses penulisan yang bisa dikatakan adalah persoalan teknis, karena cerita yang sesungguhnya sudah selesai pada treatmen. Sekenario adalah Bahasa teknis yang memecah cerita dalam scene-scene secara detail, yang berisikan:

  • Scene header yang menjelaskan ruang dan waktu kejadian.
    INT = Interior (dalam ruangan)
    EXT = Exterior (luar ruangan)
  • Action, yang menjelaskan peristiwa, situasi dan action yang dilakukan aktor.
  • Karakter dan dialog; Nama karakter saat berdialog ditulis huruf dalam kapital, di bawahnya diikuti dengan baris dialog yang diucapkan karakter tersebut. (bagian ini rata tengah).
  • Suara, keterangan suara yang spesifik menjadi bagian dalam action.
  • Transisi, keterangan cara perpindahan scene. (Rata kanan).

Teknis cara menulis skenario ini sudah menjadi standar kerja secara internasional. Dengan mengikuti teknis ini, akan membantu komunikasi antara penulis dengan sutradara, pemain dan crew pendukung film.

Contoh Skenario


BLACK SCREEN

Film Title

FADE IN

INT. RUANG TAMU – MALAM

Jam menunjukan pukul 9 malam. Dito (laki-laki, 6 tahun, gemuk) berjalan diantar ayahnya (laki-laki, 38 tahun, kurus) masuk kedalam kamar tidurnya.

CUT TO

INT. KAMAR DITO – MALAM

Dito naik ketempat tidur.

DITO
Selamat malam ayah.

AYAH
Selamat tidur sayang.

Ayahnya mematikan lampu kamar dan menutup pintu.

Kamar Dito menjadi remang-remang diterangi lampu tidur berwarna biru. Dito masuk ke balik selimut tebal, merebahkan kepalanya di atas bantal dan memeluk boneka beruang, mata Dito terpejam.

SUARA: Gedoran pelan dan garukan.

Dito terkejut dan membuka matanya, memasang telinganya lebih baik.
SUARA: Gedoran lebuh keras dan garukan.

DITO

Ayah….!! Tolong Ayah…!!

Dito ketakutan memeluk bonekanya. Ayah masuk kamar dan mendekat Dito

DITO
Ayah….!!
(berbisik pelan)
Tolong periksa, ada monster di bawah tempat tidurku.

Ayah tersenyum, kemudian berjongkok menyingkap seprai tempat tidur Dito, saat melongo kebawah tempat tidur, Ayah melihat Dito yang sedang ketakutan memeluk boneka.

DITO
Sesssttt… Ayah, tolong periksa,
ada monster di atas tempat tidurku.

FADE OUT

BLACK SCREEN

Credit title

The end


Made Birus

Pencerita yang suka berbagi melalui tulisan, foto, tarot dan film yang terus didalami dan dinikmati. Tahun 2019 mengeluarkan buku kumpulan cerpen Politk Kasur, Dengkur dan Kubur. Beraktivitas bersama Minikino, Film Sarad, Mipmap dan Bali Tersenyum.