Membuat iklan produk yang berhasil melibatkan penyampaian pesan yang jelas dan persuasif, visual yang menarik, relevansi dengan target audiens, pemilihan media yang tepat, waktu yang strategis, dan membangun kesan yang baik tentang merek dan produk.

Iklan produk yang berhasil adalah iklan yang mampu menarik perhatian audiens dan membuat mereka tertarik untuk membeli produk. Iklan tersebut harus memiliki pesan yang jelas dan efektif, serta mampu menonjolkan keunggulan produk secara persuasif. Selain itu, visual iklan juga harus menarik dan mampu memperkuat pesan yang ingin disampaikan.

Iklan yang berhasil juga harus relevan dengan target audiens. Pemilihan media yang tepat dan waktu yang strategis dapat membantu iklan sampai ke target audiens dengan efektif. Terakhir, iklan yang berhasil harus membangun kesan yang baik tentang merek dan produk yang ditawarkan. Hal ini akan membantu meningkatkan kesadaran merek, memperkuat citra merek, dan meningkatkan penjualan produk secara keseluruhan.

Melakukan riset tentang produk sebelum menulis copywriting penting untuk memahami produk dan target audiens dengan lebih baik. Hal ini membantu menentukan pesan yang tepat, memilih kata-kata yang efektif, serta memperkuat pesan yang ingin disampaikan agar lebih relevan dan persuasif bagi target audiens.

Dalam melakukan riset produk sebelum menulis iklan atau copywriting, ada beberapa unsur yang perlu ditemukan. Pertama, perlu memahami produk secara menyeluruh, termasuk manfaat, keunggulan, dan karakteristiknya. Selain itu, juga perlu mempelajari target audiens dan segmen pasar yang dituju. Mengetahui preferensi dan kebutuhan target audiens membantu menentukan pesan yang tepat dan cara terbaik untuk menjangkau mereka. Analisis kompetitor juga penting untuk memahami kekuatan dan kelemahan merek sebelum mengembangkan strategi copywriting. Terakhir, perlu mempertimbangkan tren dan perubahan pasar yang mungkin mempengaruhi penjualan produk. Semua unsur tersebut penting untuk memperkuat pesan dan membuat copywriting yang efektif bagi produk.

Berikut adalah 10 pertanyaan efektif yang dapat membantu Anda memahami kebutuhan Anda sebelum membuat copywriting pemasaran atau iklan.

1. Apa tujuan dari iklan ini?

Apakah tersebut bertujuan untuk meningkatkan penjualan, kesadaran merek, atau mengarahkan konsumen ke situs web?

2. Siapa target audiens iklan ini?

Apakah tersebut ditargetkan pada konsumen tertentu atau seluruh pasar?

3. Apa manfaat produk yang ingin ditonjolkan?

Apakah ingin menonjolkan keunggulan produk atau manfaat yang dapat dipecahkan bagi konsumen?

4. Apakah ada pesan khusus yang ingin disampaikan?

Apakah ingin menekankan pesan tertentu dalam iklan, seperti kualitas, keamanan, atau keandalan produk?

5. Apa bahasa atau nada yang ingin disampaikan?

Apakah ingin iklan tersebut memiliki bahasa formal atau informal, nada yang ringan atau serius?

6. Apa kata-kata kunci atau frasa yang ingin digunakan?

Apakah memiliki kata-kata kunci atau frasa yang ingin digunakan untuk meningkatkan SEO atau membuat iklan lebih mudah ditemukan?

7. Apa jenis media yang akan digunakan untuk iklan ini?

Apakah iklan tersebut akan berbentuk teks, video, atau gambar, dan di media mana iklan tersebut akan ditempatkan?

8. Apakah ada batasan atau persyaratan tertentu untuk iklan ini?

Apakah memiliki batasan dalam hal jumlah kata atau karakter yang dapat digunakan, atau persyaratan tertentu dalam hal gaya penulisan?

9. Apa hasil yang diharapkan dari iklan ini?

Apakah ingin melihat peningkatan dalam jumlah penjualan atau lalu lintas situs web setelah iklan tersebut diluncurkan?

10. Berapa anggaran untuk iklan ini?

Apakah memiliki anggaran tertentu yang harus dipertimbangkan dalam membuat copywriting, seperti biaya iklan atau biaya penulisan?

Dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan di atas, Anda dapat memahami kebutuhan klien Anda dan membuat copywriting yang sesuai dengan tujuan iklan dan target audiens. Hal ini dapat meningkatkan efektivitas iklan dan menghasilkan hasil yang lebih baik bagi klien Anda.

Menulis dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu kita bertumbuh secara mental dan emosional. Menulis memberi kita kesempatan untuk merefleksikan diri kita sendiri, mengatasi emosi yang sulit, dan mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.

Dalam menulis, kita dapat mengeksplorasi pengalaman-pengalaman kita dengan lebih mendalam dan mencari makna dalam pengalaman-pengalaman tersebut. Kita dapat mengeksplorasi emosi kita, mencoba untuk memahami alasan di balik emosi tersebut, dan mencari cara untuk mengatasi emosi yang sulit. Dengan cara ini, kita dapat belajar untuk mengelola emosi dengan lebih baik dan mengembangkan kesehatan emosional yang lebih baik.

Menulis juga dapat membantu kita mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri kita sendiri dan motivasi kita. Dengan menulis tentang impian, tujuan, dan nilai-nilai kita, kita dapat mengeksplorasi apa yang penting bagi kita dalam hidup dan mencari cara untuk mencapai tujuan kita. Dalam proses ini, kita dapat mengembangkan keterampilan diri, seperti penilaian diri, motivasi, dan kreativitas.

Menulis juga dapat membantu kita mengekspresikan diri dengan lebih baik dan meningkatkan keterampilan komunikasi kita. Dengan mengeksplorasi cara-cara yang berbeda untuk mengekspresikan ide dan emosi kita, kita dapat belajar untuk mengekspresikan diri dengan lebih jelas dan efektif. Ini dapat membantu kita dalam hubungan sosial dan profesional kita, dan juga meningkatkan keterampilan penulisan kita.

 

Menulis dan Terapi Diri

Banyak penelitian menunjukkan bahwa menulis dapat memiliki efek terapeutik pada individu yang mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Menulis sebagai terapi sering disebut sebagai "terapi menulis ekspresif" atau "jurnal terapeutik".

Salah satu manfaat dari menulis sebagai terapi adalah membantu individu mengurangi stres dan kecemasan. Dalam penelitian, para peserta yang menulis tentang pengalaman emosional yang sulit mengalami penurunan kadar hormon stres di dalam tubuh. Selain itu, menulis juga dapat membantu individu mengatasi depresi dan merasa lebih bahagia.

Menulis juga dapat membantu individu memahami diri mereka sendiri dan mengatasi perasaan negatif. Melalui menulis, individu dapat mengekspresikan perasaan mereka dengan lebih baik dan memahami sumber kecemasan atau stres yang dialami. Hal ini dapat membantu individu merasa lebih terhubung dengan diri mereka sendiri dan meningkatkan kepercayaan diri.

Penelitian juga menunjukkan bahwa menulis dapat membantu individu mengatasi masalah kesehatan fisik. Studi menunjukkan bahwa individu yang menulis tentang pengalaman emosional yang sulit mengalami peningkatan sistem kekebalan tubuh mereka dan menunjukkan pemulihan yang lebih cepat dari cedera fisik.

Meskipun menulis sebagai terapi memiliki banyak manfaat, penting untuk dicatat bahwa terapi menulis ekspresif bukanlah pengganti terapi medis yang sudah ada. Namun, menulis dapat menjadi tambahan untuk terapi dan membantu individu mengatasi masalah kesehatan mental dan fisik mereka.

 

Pengaruh Fisik dan Emosional

Penelitian Baikie dan Wilhelm (2005) menunjukkan bahwa menulis secara eksplisit tentang pengalaman emosional yang sulit dapat memiliki manfaat kesehatan emosional dan fisik yang signifikan. Para peserta penelitian yang menulis tentang pengalaman emosional yang sulit selama empat hari berturut-turut mengalami peningkatan dalam hal kesejahteraan emosional, penurunan gejala depresi dan kecemasan, serta peningkatan dalam hal kesehatan fisik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menulis secara eksplisit tentang pengalaman emosional yang sulit dapat membantu individu memproses dan mengatasi emosi yang sulit, dan juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan emosional dan fisik mereka. Menulis dapat membantu individu mengekspresikan perasaan mereka dengan lebih baik dan membantu mereka memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik.

Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa manfaat dari terapi menulis ekspresif tidak sama untuk setiap orang. Beberapa peserta penelitian mungkin tidak merasakan manfaat yang signifikan dari terapi menulis, sedangkan yang lain mungkin mengalami manfaat yang lebih besar. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor individu dalam menentukan efektivitas terapi menulis sebagai alat untuk mengatasi masalah kesehatan mental dan fisik.

 

Jurnaling Dan Sehat Mental

Penelitian Ullrich dan Lutgendorf (2002) membahas pentingnya menulis jurnal sebagai alat untuk mengatasi stres dan masalah kesehatan mental. Penelitian ini menunjukkan bahwa menulis jurnal tentang pengalaman stres dapat membantu individu memproses dan mengatasi emosi yang sulit, serta membantu mereka menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih efektif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang menulis jurnal tentang pengalaman stres mereka memiliki peningkatan dalam hal kesejahteraan emosional, penurunan dalam gejala stres, dan peningkatan dalam kesehatan fisik. Menulis jurnal membantu individu untuk memproses dan mengatasi emosi yang sulit dengan cara yang lebih efektif daripada hanya mengungkapkan emosi mereka secara verbal.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa menulis jurnal tentang pengalaman stres dapat membantu individu mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan situasi yang mereka hadapi. Dengan menggambarkan perasaan dan pengalaman mereka dalam detail, individu dapat mengeksplorasi dan memahami emosi mereka dengan lebih baik, serta mencari solusi yang lebih baik untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi.

Dalam rangka mencapai manfaat yang optimal dari menulis jurnal, penelitian ini menyarankan untuk menulis secara teratur dan konsisten, fokus pada pengalaman pribadi yang signifikan, dan mengeksplorasi dan menggambarkan emosi dengan detail. Dengan mempertimbangkan saran-saran ini, individu dapat menggunakan menulis jurnal sebagai alat yang efektif untuk mengatasi stres dan masalah kesehatan mental.

 

Note:

  1. Baikie, K. A., & Wilhelm, K. (2005). Emotional and physical health benefits of expressive writing. Advances in Psychiatric Treatment, 11(5), 338-346. https://doi.org/10.1192/apt.11.5.338
  2. Ullrich, P. M., & Lutgendorf, S. K. (2002). Journaling about stressful events: Effects of cognitive processing and emotional expression. Annals of Behavioral Medicine, 24(3), 244-250. https://doi.org/10.1207/S15324796ABM2403_08

Menulis sendiri copywriting memungkinkan Anda, untuk mengekspresikan ide dan pesan dengan cara yang paling cocok untuk merek atau produk Anda. Selain itu, menulis sendiri juga membantu Anda memahami lebih baik produk dan audiens Anda, serta membuat copywriting yang lebih konsisten dengan nilai dan identitas merek yang ingin ditonjolkan.

Copywriting dalam pemasaran merujuk pada proses menulis teks promosi atau iklan yang dirancang untuk mempengaruhi pembaca atau audiens tertentu untuk melakukan tindakan tertentu. Tujuan utama copywriting adalah untuk mempromosikan produk atau jasa, membangun merek, dan mempengaruhi pembaca agar membeli atau melakukan tindakan tertentu seperti mendaftar, berlangganan, atau membeli produk.

Teknik copywriting melibatkan penggunaan bahasa yang menarik, persuasif, dan memikat, serta penekanan pada manfaat produk atau jasa, kebutuhan atau masalah yang dapat dipecahkan oleh produk atau jasa tersebut, dan bukti sosial seperti testimonial atau bukti keberhasilan yang relevan. Copywriting yang baik juga harus memperhitungkan target audiens dan menyesuaikan bahasa dan nada tulisan dengan audiens yang dituju.

Copywriting biasanya digunakan dalam iklan cetak, iklan radio, iklan televisi, iklan online, dan materi pemasaran lainnya. Sebuah iklan yang efektif membutuhkan teks yang menarik dan persuasif yang dapat menarik perhatian audiens, mengidentifikasi kebutuhan mereka, dan meyakinkan mereka bahwa produk atau jasa yang ditawarkan adalah solusi yang tepat.

Menulis copywriting yang efektif dapat dilakukan baik secara mandiri maupun dengan bantuan konsultan atau ahli copywriting. Namun, terlepas dari apakah Anda memilih untuk membuatnya sendiri atau menggunakan jasa konsultan, penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang konsep copywriting dan keterampilan penulisan yang baik.

Jika Anda memiliki pengalaman dalam menulis dan merasa cukup percaya diri dalam kemampuan Anda untuk membuat copywriting yang baik, maka Anda dapat membuatnya sendiri. Ada banyak sumber daya online yang dapat membantu Anda memahami teknik dan strategi copywriting yang efektif, seperti buku, artikel, atau kursus online.

Namun, jika Anda merasa kurang yakin dengan kemampuan Anda atau ingin memastikan bahwa copywriting Anda benar-benar efektif, maka mengontrak konsultan copywriting yang berpengalaman dapat menjadi pilihan yang baik. Konsultan copywriting dapat membantu Anda dalam menentukan pesan yang tepat untuk target audiens Anda dan menuliskan copywriting yang efektif untuk iklan Anda. Mereka juga dapat memberikan saran dan masukan untuk memperbaiki copywriting yang telah Anda buat.

4 Fungsi Penting Copywriting

Copywriting merupakan bagian penting dari strategi pemasaran produk karena dapat membantu meningkatkan kesadaran produk, minat konsumen, dan tindakan konsumen, serta membangun merek yang kuat.

  1. Meningkatkan Kesadaran Produk: Copywriting yang efektif dapat meningkatkan kesadaran produk di kalangan konsumen. Teks iklan yang menarik dan persuasif dapat menarik perhatian konsumen dan membantu mereka memahami manfaat produk.
  2. Meningkatkan Minat Konsumen: Copywriting yang baik dapat menumbuhkan minat konsumen untuk mempelajari lebih lanjut tentang produk atau jasa yang ditawarkan. Bahasa yang menarik dan persuasif dapat membantu menunjukkan kebutuhan atau masalah yang dapat dipecahkan oleh produk atau jasa tersebut, dan menggugah minat konsumen untuk mencari tahu lebih lanjut.
  3. Mendorong Tindakan Konsumen: Copywriting yang persuasif dapat mendorong konsumen untuk melakukan tindakan tertentu seperti membeli produk atau jasa, mendaftar, atau berlangganan. Teknik persuasi seperti penekanan pada manfaat produk, bukti keberhasilan, atau penawaran khusus dapat membantu mendorong tindakan konsumen.
  4. Membangun Merek: Copywriting yang konsisten dan terkait dengan merek dapat membantu membangun kesan positif pada merek. Bahasa dan nada yang terkait dengan merek dapat membantu menciptakan kesan merek yang konsisten dan positif di antara konsumen.

Tips Menulis Sendiri Copywriting

Copywriting sangat penting dalam pemasaran online karena iklan online seringkali terdiri dari teks. Teks iklan yang baik dapat menarik perhatian konsumen, menumbuhkan minat mereka, dan mendorong tindakan yang diinginkan, seperti mengunjungi situs web atau membeli produk.

Cobalah untuk memahami audiens Anda dan menemukan cara untuk menarik perhatian mereka. Jangan takut untuk mencoba teknik-teknik copywriting yang berbeda dan selalu memperbaiki copywriting Anda berdasarkan umpan balik yang diterima. Ingat, copywriting yang efektif membutuhkan waktu dan praktek terus-menerus.

Berikut adalah beberapa tips untuk membuat copywriting yang efektif  terutama dalam pemasaran online:

Dalam rangka menilis copywriting yang efektif, penting untuk menguasai keterampilan penulisan yang baik, memahami target audiens, dan menonjolkan manfaat produk yang dapat dipecahkan. Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat membuat copywriting yang efektif dalam pemasaran online.

Cerita fiksi adalah sebuah narasi yang dibuat oleh pengarang yang tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Cerita fiksi dapat berupa novel, cerpen, atau karya sastra lainnya yang memuat elemen-elemen fiksi seperti karakter, latar, dan alur cerita yang diimajinasikan oleh pengarang.

Cerita fiksi memiliki beberapa kegunaan seperti hiburan, mengajarkan nilai-nilai moral, memberikan wawasan tentang kehidupan dan pengalaman yang berbeda, serta mengasah imajinasi dan kreativitas pembaca. Cerita fiksi dapat membantu pembaca untuk memahami dan merasakan pengalaman dan emosi yang dihadapi oleh karakter-karakter dalam cerita tersebut.

Cerita fiksi dapat dibagi menjadi beberapa genre, seperti fiksi ilmiah, fantasi, romance, horor, thriller, dan sebagainya. Setiap genre memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri yang membedakan satu dengan yang lainnya. Misalnya, fiksi ilmiah biasanya memuat teknologi canggih dan konsep ilmiah yang kompleks, sementara fantasi lebih memusatkan pada dunia magis dan makhluk fantasi.

Pengarang cerita fiksi biasanya menggunakan teknik seperti karakterisasi, deskripsi, dialog, dan alur cerita untuk membangun dunia fiksi yang kaya dan menarik bagi pembaca. Dalam cerita fiksi, karakter-karakter biasanya digambarkan dengan berbagai lapisan kepribadian, konflik internal, dan hubungan interpersonal yang kompleks.

Cerita fiksi sering kali memiliki tema atau pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerita tersebut. Tema-tema tersebut dapat berupa penghargaan terhadap keberanian, mengatasi rasa takut, percaya diri, cinta dan persahabatan, atau pengampunan dan penebusan.

 

Inspirasi Dari Cerita Fiksi

Cerita fiksi memiliki kekuatan untuk menginspirasi kehidupan dan memberikan pembelajaran moral yang berharga. Di balik cerita-cerita fiksi yang menghibur, sering kali terdapat pesan-pesan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pertama, cerita fiksi dapat memberikan inspirasi dalam mengatasi masalah kehidupan. Melalui karakter-karakter dalam cerita, pembaca dapat belajar bagaimana cara menghadapi konflik dan mengambil keputusan yang tepat. Contohnya, cerita tentang seorang tokoh yang berjuang melawan rintangan dalam mencapai tujuannya dapat menginspirasi pembaca untuk terus berjuang dalam mencapai tujuan hidupnya.

Kedua, cerita fiksi dapat mengajarkan tentang nilai-nilai kehidupan yang penting seperti persahabatan, keberanian, dan integritas. Cerita tentang persahabatan yang kuat atau seseorang yang berjuang untuk mempertahankan nilai-nilai kebenaran dan keadilan dapat memotivasi pembaca untuk menghargai nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya.

Ketiga, cerita fiksi dapat memperluas wawasan pembaca tentang kehidupan dan budaya. Melalui cerita, pembaca dapat mempelajari budaya, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang berbeda dengan yang dimilikinya. Hal ini dapat membuka pikiran pembaca tentang perbedaan budaya dan meningkatkan toleransi serta pengertian terhadap orang-orang yang berbeda dari dirinya sendiri.

Keempat, cerita fiksi dapat membantu pembaca dalam mengatasi stres dan kecemasan. Cerita fiksi dapat menjadi pelarian dan membantu pembaca melupakan masalah-masalah hidupnya sementara waktu. Hal ini dapat memberikan kesegaran dan memberikan keseimbangan dalam kehidupan.

Kelima, cerita fiksi dapat menginspirasi dan memotivasi pembaca untuk mengejar mimpi dan tujuan hidupnya. Melalui karakter-karakter dalam cerita, pembaca dapat belajar tentang semangat juang dan tekad untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

 

Menulis Cerita Fiksi Kita Sendiri

Jika Anda ingin memulai menulis cerita fiksi, langkah pertama adalah menentukan genre dan ide cerita yang ingin Anda tulis. Setelah itu, Anda dapat membuat outline atau plot cerita yang mencakup karakter, konflik, alur cerita, dan tema yang ingin disampaikan.

Setelah memiliki plot cerita, mulailah menulis dengan cara yang terstruktur. Mulailah dengan memperkenalkan karakter-karakter utama, tempat dan waktu, serta konflik yang akan dihadapi. Jangan lupa untuk membuat alur cerita yang menarik dan konsisten.

Setelah menulis beberapa bagian cerita, jangan ragu untuk memperbaiki atau mengeditnya jika perlu. Cobalah untuk memperhatikan struktur kalimat, tata bahasa, dan kata-kata yang digunakan untuk membuat cerita semakin jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.

Saat menulis cerita fiksi, cobalah untuk memasukkan pengalaman atau emosi yang Anda rasakan agar cerita menjadi lebih hidup dan terasa lebih autentik. Selain itu, perluas kosa kata Anda dengan membaca dan mempelajari karya sastra dari pengarang-pengarang yang Anda kagumi.

Terakhir, jangan lupa untuk membagikan cerita Anda dengan orang lain dan menerima masukan mereka. Hal ini dapat membantu Anda memperbaiki dan memperkaya cerita Anda serta memberikan pandangan yang berbeda tentang cerita yang Anda tulis.

Dalam menulis cerita fiksi, jangan takut untuk bereksperimen dan mengembangkan gaya penulisan Anda sendiri. Semakin sering Anda menulis, semakin baik Anda akan menjadi dan semakin mudah bagi Anda untuk mengekspresikan ide dan cerita yang ingin Anda sampaikan melalui tulisan.

 

Membaca Adalah Perjalanan Penulis

Membaca adalah kegiatan yang sangat penting bagi seseorang yang ingin menulis cerita fiksi. Dengan membaca, seseorang dapat memperluas wawasannya tentang berbagai genre dan teknik penulisan yang digunakan oleh pengarang-pengarang terkenal. Hal ini dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kemampuan menulisnya.

Membaca dapat membantu seseorang mengembangkan kemampuan dalam membuat karakter-karakter yang kaya dan kompleks. Dengan membaca cerita fiksi, seseorang dapat belajar bagaimana karakter-karakter utama dan pendukung digambarkan dengan berbagai lapisan kepribadian dan hubungan interpersonal yang kompleks.

Membaca juga dapat membantu seseorang untuk memahami bagaimana alur cerita dibangun dan bagaimana konflik dapat mempengaruhi karakter dan alur cerita secara keseluruhan. Hal ini dapat membantu seseorang untuk mengembangkan ide cerita yang lebih kuat dan alur cerita yang lebih menarik.

Selain itu, membaca dapat membantu seseorang memperluas kosa kata dan tata bahasa yang digunakan dalam penulisan. Dengan membaca karya-karya sastra, seseorang dapat mempelajari berbagai teknik penulisan seperti penggunaan metafora, simbol, dan figur retoris lainnya.

Membaca juga dapat membantu seseorang untuk memahami cara mengekspresikan emosi dan ide dalam penulisan. Seseorang dapat belajar bagaimana menggunakan kata-kata yang tepat dan mengungkapkan ide dengan cara yang lebih baik dan lebih efektif.

Mari menulis cerita fiksi, kurangi status gosip. 🙂

Menulis headline yang efektif adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan ditingkatkan dengan berlatih secara teratur. Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk menulis headline yang menarik dan efektif, seperti mengidentifikasi kebutuhan pembaca, menggunakan angka dan statistik, menonjolkan manfaat solusi, dan membuat headline yang kontroversial. Dengan mempelajari teknik-teknik ini dan berlatih secara teratur, seseorang dapat menjadi mahir dalam menulis headline dan meningkatkan keterampilan copywriting mereka secara keseluruhan.

Headline dalam copywriting adalah judul atau kalimat pertama yang ditampilkan pada bagian atas artikel atau konten, yang berfungsi untuk menarik perhatian pembaca dan memberikan gambaran singkat tentang topik yang akan dibahas. Headline yang baik dapat membuat pembaca tertarik untuk membaca lebih lanjut artikel atau konten, sedangkan headline yang buruk dapat membuat pembaca tidak tertarik dan meninggalkan artikel atau konten tanpa membacanya.

Headline biasanya ditulis dengan gaya singkat, jelas, dan padat, dan harus dapat menggambarkan secara akurat topik atau isi yang akan dibahas dalam artikel atau konten. Selain itu, headline juga dapat menggunakan teknik-teknik penulisan yang kreatif dan menarik, seperti penggunaan angka, kata-kata menarik perhatian, atau manfaat atau solusi bagi pembaca.

Dalam dunia copywriting, headline yang efektif sangat penting karena mereka dapat mempengaruhi seberapa banyak pembaca yang tertarik untuk membaca artikel atau konten Anda. Oleh karena itu, seorang copywriter perlu mempelajari cara menulis headline yang efektif dan menarik perhatian, agar konten yang ditulis dapat terbaca oleh banyak orang dan menghasilkan konversi yang diharapkan.

Cara Menulis Headline Yang Efektif

Headline dalam sebuah narasi atau artikel memegang peran penting dalam menarik perhatian pembaca dan memberikan gambaran singkat tentang isi narasi atau artikel yang akan dibahas. Fungsi headline adalah untuk menggambarkan topik atau ide pokok dari narasi atau artikel secara singkat dan padat sehingga pembaca dapat dengan cepat memahami tentang apa yang akan dibahas.

Selain itu, headline juga dapat digunakan untuk mempengaruhi pembaca agar membaca narasi atau artikel, dengan menggunakan teknik-teknik copywriting yang efektif, seperti penggunaan angka, kata-kata menarik perhatian, atau manfaat atau solusi bagi pembaca.

Gunakan angka dan statistik

Penggunaan angka dan statistik dalam headline merupakan salah satu teknik copywriting yang efektif dalam menarik perhatian pembaca. Angka dan statistik memberikan kepastian dan bukti konkret yang memperkuat headline dan membuatnya terdengar lebih kredibel. Selain itu, angka dan statistik juga memberikan informasi yang mudah diingat dan mudah dipahami oleh pembaca. Dengan memasukkan angka dan statistik yang relevan dalam headline, pembaca akan mengetahui secara jelas apa yang akan mereka dapatkan dari membaca artikel atau konten tersebut. Terlebih lagi, penggunaan angka dan statistik dapat membantu meningkatkan engagement rate pada konten yang dibagikan di media sosial.

Headline yang menggunakan angka dan statistik dapat membantu menarik perhatian pembaca dan memberikan kesan bahwa artikel Anda memiliki informasi yang spesifik dan akurat. Headline dengan angka dapat meningkatkan efektivitas konten dan membantu mempengaruhi pembaca untuk melakukan tindakan tertentu setelah membaca artikel atau konten tersebut. Contohnya: "10 Tips Ampuh Menurunkan Berat Badan dalam 30 Hari".

Gunakan kata-kata yang menarik perhatian

Kata-kata menarik atau power words adalah kata-kata yang dapat membuat headline terdengar lebih menarik dan memicu emosi pembaca. Power words dapat mempengaruhi pembaca untuk merespons konten dengan cara tertentu, seperti membaca lebih lanjut, melakukan tindakan, atau membagikan konten ke media sosial. Beberapa contoh power words yang sering digunakan dalam headline adalah "mengungkap", "mengejutkan", "menakjubkan", "menyentuh", "rahasia", "solusi", "ampuh", "praktis", dan lain sebagainya.

Penggunaan power words dalam headline sangat penting untuk menarik perhatian pembaca dan membuat konten lebih menonjol di antara konten-konten lainnya. Namun, perlu diingat bahwa power words harus digunakan secara tepat dan relevan dengan topik atau isi yang akan dibahas. Penggunaan power words yang berlebihan atau tidak relevan dapat membuat headline terdengar berlebihan atau bahkan menipu, dan dapat menurunkan kepercayaan pembaca pada konten yang ditawarkan. Oleh karena itu, seorang penulis harus memilih power words yang tepat dan relevan, serta menggunakannya dengan bijak dan sesuai konteks.

Buat headline yang singkat dan jelas

embuat kalimat pendek, jelas, dan efektif sebagai sebuah headline sangat penting untuk menarik perhatian pembaca dan menggambarkan topik atau isi konten yang akan dibahas. Headline yang efektif sebaiknya tidak lebih dari 10-12 kata. Gunakan kalimat yang mudah dipahami dan jelas menggambarkan topik atau isi yang akan dibahas.

Headline yang menonjolkan manfaat atau solusi bagi pembaca dapat menarik perhatian dan memotivasi pembaca untuk membaca lebih lanjut. Gunakan power words atau kata-kata yang menarik perhatian pembaca dan memperjelas manfaat atau solusi yang ditawarkan. Selain itu, seorang penulis juga harus berusaha untuk memilih kata-kata yang tepat dan relevan, serta menghindari penggunaan kata-kata yang ambigu atau tidak perlu. Dengan mengikuti tips-tips tersebut, seseorang dapat membuat headline yang singkat, jelas, dan efektif untuk menarik perhatian pembaca dan menarik minat mereka untuk membaca konten lebih lanjut.

Berikan manfaat atau solusi

Membuat headline yang memberikan solusi kepada pembaca adalah salah satu teknik copywriting yang efektif untuk menarik perhatian pembaca dan memotivasi mereka untuk membaca lebih lanjut. Kenali masalah yang dihadapi pembaca. Sebelum membuat headline, seorang penulis harus memahami masalah yang dihadapi pembaca dan mencari tahu apa yang mereka butuhkan. Dengan demikian, headline dapat lebih spesifik dan relevan dengan kebutuhan pembaca.

Setelah memahami masalah, maka tawarkan solusi yang jelas dan spesifik. Headline sebaiknya menonjolkan solusi yang ditawarkan kepada pembaca dan menjelaskan bagaimana solusi tersebut dapat membantu mereka mengatasi masalah yang dihadapi. Gunakan kalimat yang jelas dan spesifik untuk menjelaskan manfaat solusi yang ditawarkan.

Headline yang menawarkan manfaat atau solusi bagi pembaca dapat menarik perhatian mereka dan membuat mereka ingin membaca lebih lanjut. Contohnya: "Cara Mudah Menghasilkan Uang dari Rumah dengan Bisnis Online".

Buat headline yang kontroversial atau mengajak diskusi

Membuat headline yang kontroversial dan mengundang diskusi dapat menjadi strategi copywriting yang efektif untuk menarik perhatian pembaca dan meningkatkan engagement di media sosial atau platform online lainnya.

Salahsatu tujuannya adalah meningkatkan interaksi, memotivasi pembaca untuk berbicara atau berkomentar. Headline kontroversial dapat memotivasi pembaca untuk berbicara dan memberikan pendapat mereka mengenai topik yang dibahas. Hal ini dapat meningkatkan engagement dan membuat konten menjadi lebih viral di media sosial.

Headline kontroversial dapat membantu memperkuat branding atau citra sebuah merek atau produk. Hal ini karena headline kontroversial dapat menciptakan kesan yang berbeda dan unik di antara pesaing. Tentu kemudian akan menarik perhatian lebih banyak pembaca. Headline yang kontroversial dapat menarik perhatian lebih banyak pembaca dan memotivasi mereka untuk membaca lebih lanjut. Hal ini dapat meningkatkan traffic dan engagement di platform online.

Namun, perlu diingat bahwa membuat headline yang kontroversial juga dapat memiliki risiko. Jika headline terlalu kontroversial atau menyakiti perasaan sebagian pembaca, hal ini dapat merugikan merek atau produk dan membuat reputasi menjadi buruk. Oleh karena itu, seorang penulis harus mempertimbangkan dengan baik sebelum memilih untuk membuat headline yang kontroversial dan selalu memperhatikan dampak dari headline yang dibuat. Pastikan headline Anda tidak terlalu kontroversial dan tetap sesuai dengan nilai dan etika yang berlaku.

 

10 Contoh Headline Yang Bagus

  1. "7 Cara Ampuh Mengatasi Kecemasan dan Depresi"
  2. "10 Strategi Pemasaran Online yang Tepat Sasaran"
  3. "Cara Mudah Meningkatkan Traffic Website Anda Dalam 30 Hari"
  4. "5 Alasan Mengapa Anda Harus Membuat Bisnis Online Anda Menonjol"
  5. "Rahasia Sukses Bisnis Dalam 6 Bulan"
  6. "Membangun Koneksi Dalam Bisnis, Pelajari 7 Tips Jitu"
  7. "Inovasi dalam Bisnis: Cara Terbaik untuk Bertahan di Pasar Saat Ini"
  8. "Cara Membuat Produk Berkualitas Tinggi Dalam 7 Hari"
  9. "Mengatasi Masalah Keuangan Dalam Bisnis? Yuk Pelajari Cara Ampuhnya"
  10. "Jangan Salah Pilih! Kenali 10 Kesalahan Yang Sering Terjadi Dalam Pemasaran Online"

Esai adalah sebuah karangan pendek yang menjadi sarana mengungkapkan sudut pandang atau perspektif dari sang penulis. Artikel cara menulis esai ini, merupakan sudut pandang saya mengenai esai dan bagaimana ia ditulis dan digunakan, mungkin ini juga bisa disebut esai.

Esai memiliki jangkauan yang sangat luas, ditulis untuk banyak tujuan. Bisa jadi sebuah esai ditulis untuk mengkritisi sebuah kebijakan baru, merespon sebuah pertunjukan seni, memperdebatkan suatu isu di masyarakat yang sedang hangat, ataupun topik-topik ringan yang sangat personal.

Penulis Inggris Aldous Huxley mengatakan "the essay is a literary device for saying almost everything about almost anything" – terjemahan bebas: Esai adalah sarana sastra untuk mengungkapkan nyaris segala hal, tentang apapun.  [Sumber]

Kata kunci yang saya temukan, bahwa esai memuat pokok pikiran, argumentasi dan simpulan yang ingin disampaikan penulis berdasarkan sudut pandangnya, untuk meyakinkan pembaca. Marilah saya ajak untuk menelaah pokok-pokok bahasan dalam artikel cara menulis esai ini.

Tentukan Topik Esai

Dalam menulis apapun, topik adalah kata kunci pertama yang harus ditemukan, bahkan saat menulis sms sekalipun. Saran yang bijaksana biasanya mengatakan, tulislah topik yang dekat dengan dirimu, isu yang akrab dan datang dari lingkunganmu. Ini benar sekali, ketika kita sudah paham dengan isu-isu terkait topik yang akan kita bahas, maka semuanya serasa dimudahkan oleh alam raya.

Tapi, sesungguhnya memilih topik inilah yang paling sulit, karena alam raya ini memiliki topik yang berserakan untuk dipilih satu. Parasiswa atau mahasiswa, biasanya sudah mendapat topik sesuai mata pelajaran, sehingga bisa langsung masuk ke tahap berikutnya.

Jika kamu sedang belajar secara mandiri dalam menulis esai, mari saya beri satu tugas. Buatlah esai dengan topik umum; Cerita Dari Desa. Kemudian persempit topik itu ke satu hal yang lebih spesifik; sungai, padi, petani, air, budaya, kerajinan, alam dan sebagainya. Lagi-lagi, mari tarik garis lebih tajam lagi, misalnya; Cerita Petani Kopi di Desa A, Cerita Penyelamatan Mata Air di Desa B, Cerita Tradisi Panen Padi di Desa C, Cerita Perjuangan Pokdarwis di Desa D, dan sebagainya.

Tentukan Tujuan Menulis Esai

Setelah memilih satu topik, tentukan tujuan dari esai yang akan kamu tulis. Apakah kamu ingin membujuk orang agar mengkuti apa yang kamu lakukan, mendukung apa yang sedang terjadi, mengambil inspirasi dari sesuatu atau seseorang, menceritakan tempat, mengungkapkan sebuah gagasan, atau sesuatu yang lain sama sekali sesuai dengan harapan yang ingin kamu capai dengan esai yang ditulis.

Kata kunci yang bisa menjadi sebuah tujuan dalam menulis esai, diantaranya; membandingkan Sesutu yang sejenis namun beda waktu, membenturkan sesuatu yang berlawanan, mendiskusikan sebuah isu, menjelaskan sebuah proses, mengevaluasi sesuatu yang sedang/ sudah berjalan atau mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan dari suatu isu.

Pertanyaan Kunci

Satu lagi yang kamu butuhkan sebelum mulai menulis esai adalah menentukan pertanyaan kunci, yang akan kamu jawab tengan paparan dalam esai tersebut. Keberadaan pertanyaan ini, akan memberikan fokus yang lebih tajam pada tulisan kita. Menurut saya, untuk satu esai cukup satu pertanyaan. Jika punya banyak pertanyaan, buatlah peper seminar atau gunakan untuk proposal skripsi.

Menulis Kerangka Esai

Sebuah kerangka tulisan, apapun itu, pasti adalah awal, tengah dan akhir, tinggal mengetahui apa yang akan kita tulis sebagai awal, apa yang akan kita bahas sebagai bagian tengah agar tulisan kita meyakinkan dan apa yang akan kita sampaikan sebagai simpulan agar pembaca bersedia sepakat dengan apa yang kita ungkapkan.

Ini adalah cara termudah yang saya rasakan, bagi dalam tiga bagian; Awal (pokok pikiran), Tengah (argumentasi), dan Akhir (simpulan). Simaklah struktur di bawah ini, dan cobalah.

Contoh Kerangka

Cara Menulis Esai Versi Saya

Saya akan membahas bagian per bagian sesuai dengan kerangka di atas, dari sebuah esai ringan yang saya tulis berjudul 'Sendiri Membunuh Sepi: Remote mana?' Kalau mau baca silahkan klik saja.

Ide atau topik dari esai ini adalah ‘Budaya Menonton TV’. Dari pengamatan dan pengalaman yang saya rasakan, saya memutuskan untuk melakukan komparasi atau memperbandingkan suasana menonton tv jaman saya kecil, dengan suasana menonton tv saat ini. Pertanyaan yang ingin saya jawab dalam esai ini adalah, apa imbas perkembangan teknologi televisi terhadap budaya menonton?

Paragraf Awal (pokok pikiran)

Dalam esai Sendiri Membunuh Sepi: Remote mana?, saya memulai dengan mengungkapkan suasana, tujuan dan perasaan penonton tv pada jaman dulu.

Dari paragraf pertama:
Semua orang bersuka-cita mendukung pahlawan-pahlawan olah raga yang mengharumkan nama Indonesia. Mengagumi penyanyi dan artis-artis televisi, yang semuanya tampak begitu cantik, sempurna dan indah.

Dari penggalan paragraph pertama inilah saya mengungkapkan pernyataan saya; Ada kebersamaan dan suka-cita dalam budaya menonton tv.

Paragraf Tengah (argumentasi)

Dalam paragraf berikutnya, saya membahas perubahan teknologi, alasan dan perasaan kepemilikan tv disetiap rumah dan menggambarkan perubahan suasana yang terjadi di masyarakat.

Argumentasi kunci dari esai ini saya letakkan pada paragraf keenam:
Kehidupan sepertinya bergerak terbalik. Ketika tv hanya memiliki dua warna, hitam dan putih, ia memiliki penonton yang begitu banyak dan meriah. Namun ketika warna tv hadir lengkap dan tampak semakin indah, suasana menjadi sunyi tanpa gairah. TV sepertinya hanya sebuah pelarian untuk membunuh sepi, menemani kesendirian, menghilangkan kejenuhan, karena tidak ada teman bicara.

Paragraf Akhir (simpulan)

Menuju ke simpulan atas pandangan saya pada ‘Budaya Menonton TV’, saya melakukan komparasi akhir pada paragraf ketujuh, dengan memperbandingkan nilai, dari suasana menonton jaman dulu dengan sekarang, yang tidak bisa dibayar dengan uang.

Dalam paragraf akhir, saya melempar simpulan bahwa uang dan ego menjadi pembatas, sehingga kita tidak lagi bisa menikmati suasana menonton yang sarat akan kebersamaan dan suka-cita kolektif.

Ruang Belajar Bersama: Tutorial Menulis

Baiklah para pembaca yang budiman, demikianlah cara menulis esai versi saya. Lain kali saya akan membahas proses kreatif ketika saya menulis esai untuk topik lain, misalnya mengenai ulasan sebuah buku, sebuah pertunjukan dan sebagainya. Pada dasarnya saya ingin berbagi mengenai sesuatu berdasarkan pada sebuah studi kasus, yang mungkin bisa dibilang bedah proses kreatif. Jika berkenan mari bergabung di group WA Belajar Menulis Esai bersama mipmap.id.

Bagi yang sedang menulis cerpen silahkan cek tulisan saya ini, Cara Menulis Cerita Pendek Dalam Beberapa Langkah Sederhana.

Jika sudah ada tulisan yang selesai, langkah berikutnya adalah publikasi, bisa melalui blog pribadi atau memilih media online yang menyediakan ruang seperti mipmap.id; kamu bisa lihat bagaimana mengirimkan tulisan ke mipmap melalui laman menjadi penulis.

Menulis adalah keterampilan, seperti menyetir dia harus dilatih. Kalau saya, cara meningkatkan kemampuan menulis adalah dengan sering menulis. Tidak peduli apakah hanya tentang pedasnya rasa cabe yang saya makan tadi pagi atau kritik tentang sebuah pementasan teater di Taman Budaya. Semuanya merupakan latihan, proses belajar, bukan sebuah hasil akhir yang akan membuat saya puas lalu berhenti. Seperti pembalap yang sudah tidak mungkin lagi jadi juara dunia karena kalah cepat dengan yang lebih muda. Tapi terusterang, saya sering kadang jeda beberapa lama karena merasa kehilangan gairah.

Ini adalah draft tulisan ketiga yang saya tulis malam ini, karena tadi sore saya menulis delapan outline dan berharap bisa menulis draft-1 sebanyak mungkin. Kenapa saya tulis materi seperti ini, tentang belajar menulis? Ya karena saya sedang berusaha meningkatkan kemampuan menulis. Sekali lagi, tidak peduli apa topiknya, tulis saja. Tulisan ini juga menjadi catatan buat saya pribadi, sebuah catatan proses balajar.

9 Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis

Membaca  merupakan salah satu cara meningkatkan kemampuan menulis. Membaca seperti asupan bergizi, vitamin lenkap bagi seorang penulis. Baca apapun yang bisa ditemukan disekitar kita; koran, majalah, stensilan, novel, cerpen, brosur gadget, menu makanan dan apapun itu. Bangun rasa penasaran pata teks yang ada di dekat kita. Ketika tradisi membaca ini sudah tertanam kuat dalam benak kita, tentu saja kita harus mulai mengumpulan materi bacaan yang berbobot. Pertama pilih buku yang sesuai minat kita, kemudian luaskan koleksi bacaan ke berbagai topik. Semakin beragam topik bacaan kita, maka akan semakin lengkap gizi yang otak kita dapatkan.

Bacaan-bacaan pertama saya adalah koran partai, majalah kriminal, majalah anak-anak, termasuk majalah erotis dan buku-buku dari perpustakaan sekolah terutama sejak SMP. Membaca menurut saya bukan suka atau tidak suka, tapi pembiasaan dan terbentuk dari lingkungan yang membaca. Kalau kalian tidak ada dilingkungan itu, bentuklah lingkungan membaca dari sekarang.

Saya pernah membuat target harian sendiri; lima ide tulisan, dua outline, satu draft tulisan dan satu tulisan yang dipublikasikan di blog. Terus terang itu hanya terjadi selama empat hari, kemudian berusaha menebus dengan menulis beberapa artikel dan mempublikasikannya, seperti saya lakukan saat menulis ini, saya sedang menebus dengan menulis beberapa artikel sampai kantuk tak tertahan lagi. Tapi jujur, tanpa konsistensi, hasil yang kita dapat juga seadanya.

Saya pernah membaca tulisan yang menyarankan agar kita konsisten menulis setiap hari, apapun itu, tidak peduli bagus atau tidak, hasilnya akan disimpan atau dibuang, tulislah sebagai kebiasaan.

Saran lain; menantang diri sendiri menulis satu halaman setiap hari dan konsisten selama satu tahun, maka kita akan punya 360 halaman. Bayangkan jika tulisan itu satu alur cerita, maka kita sudah memiliki sebuah buku. Inilah satu lagi cara meningkatkan kemampuan menulis yang paling ampuh, bayangkan kalau langkah ini tidak dilaksanakan.

Saya sendiri masih meraba-raba, apakah pengetahuan dasar saya sudah cukup atau belum. Tapi paling tidak saya mulai tau kapan harus menggunakan huruf kapital, kapan kalimat saya selesai untuk menaruh titik atau mulai merasakan kapan topik saya habis dan harus memulai paragraf baru. Jaman online seperti sekarang, banyak panduan yang bisa menolong saat kita tersesat.

Saya belajar hal-hal mendasar agar memiliki pijakan. Apa yang saya pelajari selalu coba saya catat dan bagikan dalam sebuah artikel, seperti artikel ini atau artikel tentang sudut pandang cerita, perbedaan naratif dan non-naratif, panduan menulis cerpen dan esai serta yang lainnya.

Membedah tulisan adalah satu proses setelah membaca, artinya dibutuhkan membaca terlebih dahulu. Mungkin kalian pernah mendengar istilah bedah buku. Dalam acara bedah buku ditampilkan narasumber yang kompeten dari bidang tertentu dan pastinya telah membaca buku tersebut, sehingga bisa mengulas isi buku sesuai kompetensi bidangnya. Nah, kita juga bisa melakukan itu, membedah sesuai kebutuhan kita.

Cara ini menarik dilakukan jikga kita sedang mencari topik tulisan dan ingin tau cara mengembangkan topik tersebut. Maka kita bisa membaca artikel sesuai topik yang kita inginkan, kemudian menganalisa dan menemukan ide-ide pokok tulisan tersebut. Dalam proses ini kita juga bisa mengamati gaya tulisan, pemilihan kata, panjang tulisan dan sebagainya.

Dalam proses belajar saya pernah melakukan imitasi terhadap berita. Konsep ATM (amati, tiru, modifikasi) berhasil dengan baik. Ceritanya begini; ketika SMP saya dikutkan lomba menulis berita, kemudian saya membaca beberpa berita koran dan menyesuaikan dengan bahan dan informasi yang mungkin saya dapat di lingkungan sekolah sesuai tema lomba. Jadilah saya menulis berita tentang pembangunan taman sekolah yang dimodifikasi dari berita pembangunan jembatan, dan satu berita tentang sekolah kami menjadi juara lomba lari yang dimodifikasi dari berita olahraga dayung.

Di sebuah  baju kaos saya pernah membaca, sekelompok orang pergi dengan tujuan namanya rombongan dan sekelompok orang pergi tanpa tujuan namanya rombengan. Sedangkan seorang yang pergi dengan tujuan dan peta jalan yang pasti namanya Ojol.

Ya, seperti ojol, kita sebagai penulis membutuhkan peta yang jelas ketika mulai menulis, walaupun ditengah jalan akan belok kanan-kiri, masuk gang sana-sini, namun kita sudah tau ujungnya mau kemana. Menurut saya menulis outline atau kerangka karangan adalah modal penting ketika kita telah memiliki ide yang baik.

“Ah tidak usah menulis outline, tulis saja langsung artikelnya, biar tidak keburu hilang idenya”.

Fine, kalau menilis 300 – 500 kata dengan ide dan materi yang sudah sangat dikuasai, tanpa outline pasti bisa beres tulisannya. Tapi jika menilis 1000 kata ke atas dengan materi yang baru dan butuh riset, maka saran saya bersahabatlah dengan outline.

Kalau saya alur kerjanya adalah, mencatat ide-ide yang muncul dalam satu kalimat dan menambahkan catatan kecil, kemudian membuat outline untuk beberapa ide dalam satu kesempatan, melakukan riset bila diperlukan, kemudian baru memasuki proses penulisan cepat tanpa mikir, dan akhirnya editing.

Saya ingat slogan Bupati Jembrana dulu, “Kalau mau pasti bisa!” Termasuk menulis, kalau mau pasti menulis, dan kalau tidak menulisa tidak akan pernah tau kita bisa menulis apa tidak. Tapi saya yakin, kalian yang membaca tulisan ini pasti memiliki keinginan menulis, atau bahkan selama ini sudah menulis.

Sejak sering saya ajak ke acara bedah buku dan menonton pentas seni, anak saya yang berusia 8 tahun mulai menulis ceritanya sendiri. Kenapa dia menulis? Pertama karena dia melihat saya menulis dan menerbitkan buku, kedua dia mulai suka membaca, favoritnya sekarang adalah komik dan dongeng. Saya kira kuncinya adalah dia merasa senang dan dihargai. Kemarin dia menulis empat puisi pertamanya, salahsatunya seperti berikut ini;

Api dan Air

Kompor isi api
Sampai rumah terbakar
Tetangga padamkan dengan air
Api itu kalah
Air menang
(Puspa Dewi, 2020)

Lebih baik menghasilkan tulisan dari pada tidak sama sekali, bagus atau tidak, bisa diedit kemudian.

Menghasilkan tulisan yang selesai adalah kemenangan. Selesai dalam artian bahwa kita telah menulis semua ide dari awal hingga akhir dan tidak ada yang ingin kita sambung lagi, kita telah memerdekakan pikiran kita dari belenggu unek-unek.

Namun seperti kemerdekaan Negara, hari merdeka itu hanyalah awal dari penataan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketika draft tulisan selesai, hadiahi diri dengan es krim dan tidur yang nyenyak. Keesokan harinya, baca lagi dan mulai menata dan menulis ulang yang perlu di perbaiki. Buang yang tidak perlu dan mantapkan lagi bagian perbagian. Dalam editing pertama, kita masih melibatkan rasa, ide-ide dan emosi.

Ketika memasuki final editing, maka lupakan emosi, cukup fokus pada teknis, tata bahasa, ejaan, huruf dan tanda baca. Maka selesailah tulisan itu.

Kalau sudah yakin untuk menyerahkan nasib tulisan pada pembaca, cobalah menemukan seseorang sebagai pembaca pertama. Pilihan bisa keluarga, teman atau siapapun. Namun saya menyerankan agar pembaca pertama ini memiliki minat yang sama, dan bersedia memberi dukungan secara proporsiaonal; kalau jelek dia bisa mengkritik, kalau dirasa menarik dia bisa memberi apresiasi.

Dimana bisa menemukan orang yang tepat? Biasanya bisa kita temukan ketika bergabung dengan klub menulis, mengikuti kelas menulis atau sejak awal memang menentukan rekan menulis, yang sama-sama berjuang saling mendukung. Rekan menulis, atau klub menulis yang sama-sama aktif akan membatu menjaga api dalam dirikita tatap menyala, dan kita malu untuk tidak menulis.

Ketika sudah rutin menulis dan mulai mengeksplorasi tema-tema baru, riset menjadi hal yang penting. Seberapa dalam dan besar riset yang perlu dilakuakan? Tentu saja mengacu pada kebutuhan materi pendukung dari tulisan, dan seberapa dalam pembahasan yang kita lakukan terkait isu atau ide tulisan kita.

Mendengar kata riset, saya selalu ingat pak BJ. Habibie, Menteri Riset dan Teknologi yang terkenal itu. Riset selalu saya kaitkan dengan teknologi dan penemuan baru atau sesuatu yang canggih. Kemudian, riset dalam menulis saya pahami sebagai pengumpulan data dan informasi untuk mendukung sudut pandang atau mematangkan karakter dan seting dari tulisan saya.

Riset yang saya lakukan mulai dari riset dalam ingatan, membaca berbagai literatur, mendengar dari orang di sekitar, mewawancarai orang secara khusus, hingga membedah buku statistik. Perlakuan ini kembali lagi pada kebutuhan tulisan kita. Poin nomor sembilan ini, sesungguhnya kembali lagi pada poin pertama, membaca adalah kewajiban; membaca teks dan membaca lingkungan sekitar kita adalah bagian dari riset.

Menulis surat adalah cara belajar menulis yang sangat bagus, karena menulis surat cinta yang begitu emosional; melibatkan hati, pikiran dan getaran-getaran fisik. Siapa di antara kalian yang mengalami menulis surat cinta? Menulis surat, menulis dengan tangan bukan mengetik, kemudian dibungkus dalam amplop dan dikirimkan melalui pos atau dititipkan pada seseorang. Kalau kalian mengalami, kiranya kalian adalah anak 70an atau 80an, atau apa mungkin anak 90an masih ada yang bersurat-suratan?

Surat cinta, pernyataan cinta, sebuah karya tulis yang biasanya berisi ungkapan perasaan si penulis kepada pembacanya, sang pujaan hati. Surat itu isinya hanya aku dan kamu, dunia milik berdua sedangkan yang lain hanya numpang lewat. Kadang sialnya, orang lain yang tidak dianggap dalam surat itu malah lebih ingin tau isinya dan kadang melakukan sensor illegal, bahkan kadang mengganti isi surat sebelum sampai di tujuan.

Selain surat cinta, biasanya anak kos belajar menulis surat pada Ibunya, atau sebaliknya,  yang biasanya diakhiri dengan proposal anggaran belanja anak kos bulan berikutnya. Sedangkan surat dari orang tua kepada anak kos, umumnya lebih panjang lebar berisi petuah dan peringatan untuk tidak keluyuran dan jangan pacaran melulu. Anak kos biasanya baru membaca surat untuknya sebagai referensi saat menulis proposal anggaran bulan berikutnya. Kualat, makanya ketemunya mie instan mulu.

Kalau mau belajar menulis, kenapa saya bahas surat menyurat? Karena dalam tipe surat menyurat ini yang paling mudah menemukan contoh dari pokok bahasan artikel ini, yaitu sudut pandang bercerita. Marilah saya ceritakan tiga sudut pandang tokoh dalam bercerita.

Tiga Sudut Pandang Dalam Belajar Menulis

Sudut Pandang Orang Pertama

Karakter utama dalam cerita akan menggunakan kata ganti orang pertama; saya, kita, aku, dan sebutan lain yang menyesuaikan seting tempat, kebiasaan atau asal-usul si tokoh. Bercerita menggunakan perspektif orang pertama mampu mengantarkan kedalaman cerita dari karakter dan nuansa keintiman. Pembaca akan digiring merasakan perasaan Aku, si tokoh yang memposisikan pembaca menjadi teman curhat, teman ngobrol.

“Namaku Ayuniah, terlahir di sebuah desa di tepaian sungai Ayung. Aku selalu bermimpi bisa terbang dan sejak kecil kupikir aku adalah malaikat, padahal bukan. Aku hanya peri yang berumah di lubang pohon besar itu.”

Paragraf di atas adalah contoh penceritaan yang mengambil sudut pandang orang pertama. Ayuniah sedang bercerita pada pendengarnya, pembacanya. Ini seperti kamu menceritakan kejadian yang baru saja menimpamu kepada temanmu. “Aku tadi ketemu cowok, guanteng bingitz. Dadaku sontak bergegup kencang seperti genderang mau perang.”

Sudut Pandang Orang Kedua

Untuk bercerita menggunakan sudut pandang orang kedua, penulis akan menggunakan kata ganti Kamu, Anda atau Kalian. Penggunaan sudut pandang orang kedua dalam cerita, akan membuat pembaca merasa ini adalah cerita tentang diri mereka. Pembaca melakukan setiap aksi yang terjadi dalam ceita tersebut.

“Namamu Ayuniah, terlahir di sebuah desa di tepaian sungai Ayung. Kamu selalu bermimpi bisa terbang dan sejak kecil kamu pikir kamu adalah malaikat, padahal bukan. Kamu hanya peri yang berumah di lubang pohon besar itu.”

Kalau kita kembali pada bahasan tentang surat, sudut pandang orang kedu sering digunakan saat mengungkapkan sanjungan atau nasehat. “Kamu adalah rembulan yang bersinar menyibak kegelapan.” Atau, “Nak, kamu adalah harapan keluarga, jagalah sikap di rantau, belajar yang giat untuk mencapai cita-citamu. Masa depanmu ada di tanganmu. Kamulah yang menentukan pilihan, mau jadi apa nantinya. Kamu yang memutuskan nasibmu sendiri.”

Sudut Pandang Orang Ketiga

Tipe bercerita dengan sudut pandang orang ketiga merupakan pilihan yang paling banyak kita temukan dalam cerpan atau novel, dimana tokoh utama menggunakan kata ganti; mereka, dia, orang itu, lelaki itu, atau nama orang. Ceritanya pasti menceritakan orang lain. Lihat saja mulai dari epos Mahabarata, Ramayana atau karya besar seperti Bumi Manusia karya Pramudya Ananta Toer. Kejadian yang diceritakan adalah tengang orang lain, bukan sang pencerita atau si pembaca, tetapi tokoh-tokoh yang berbeda diluar mereka berdua.

“Namanya Ayuniah, terlahir di sebuah desa di tepaian sungai Ayung. Dia selalu bermimpi bisa terbang dan sejak kecil dia pikir dirinya adalah malaikat, padahal bukan. Dia hanya peri yang berumah di lubang pohon besar itu.”

Apakah Sudut Pandang Adalah Pilihan?

Ya, sudut pandang adalah pilihan. Ketika Chairil Anwar menulis puisi berjudul Aku, tentu memiliki alasan kuat selain bahwa puisi cenderung personal dan intim. Sudut pandang orang pertama dan orang ketiga merupakan pilihan yang paling banyak digunakan. Saya sendiri belum pernah mencoba menulis cerita fiksi dengan sudut pandang orang kedua secara penuh. Tapi patut dicoba.

Penggunaan sudut pandang tokoh dapat menjadi sebuah eksperimen yang menarik. Saya mencobanya dalam cerpen berjudul Kawan Tiba (Suatu) Senja. Yang merekam sebuah obrolan dua orang yang saling bercerita satu sama lain. Ada kalanya saya sebagai pencerita menggunakan sudut pandang orang ketiga, di saat lain tokoh dalam cerita akan bercerita dengan sudut pandang orang kedua atau juga sudut pandang orang pertama.

Saya rasa pilihan apapun yang kita ambil dalam bercerita, tentunya perpegang pada emosi apa yang ingin kita teruskan pada pembaca. Ketika kita memiliki ide cerita dan memahami dengan baik kedalaman cerita tersebut, secara alamiah kita akan menemukan sudut pandang penceritaan yang tepat. Cerita dengan sudut pandang orang pertama ada dalam cerpen saya berjudul Maaf Untuk May dan beberapa esai ringan seperti Cerita Tentang Rumah, Sumur dan Mata Air.

Untuk contoh cerita dengan sudut pandang orang ketiga, saya rasa sangat mudah untuk ditemukan. Kalau mau membaca cerpen saya, silahkan simak cerpen Kaki Wari. Untuk cerita dengan sudut pandang orang kedua, saya belum menemukan referensinya, kalau kalian punya contoh, mohon kiranya bersedia bagi di komentar. Mari belajar menulis.

Kalau mau belajar nulis, baiknya belajar menulis naratif atau non-naratif? Sebenarnya tulis saja, karena belajar menulis adalah menulis itu sendiri. Teori dan pemahaman istilah-istilah seperti ini bisa dipelajari sambil jalan. Seperti kita belajar berjalan, mana pernah Ibu kita memberi teori teknik melangkah. Semuanya dipelajari sambil jalan sesuai kebutuhan, sesuai tantangan yang ada di depan kita. Yang Ibu kita lakukan adalah memberi semangat dan memberi apresiasi pada usaha kita. Ayo menulis!

Naratif atau non naratif adalah istilah yang saya temukan baik dalam dunia menulis ataupun dalam dunia film. Awalnya saya simpulkan bahwa dalam film, naratif adalah film cerita atau film fiksi dan non-naratif adalah film non-cerita yang bukan fiksi tentunya, sesederhana itu. Setelah memiliki kesimpulan itu saya anggap sudah selesai. Namun belakangan, karena menonton semakin banyak film saya mengetahui film non-fiksi, documenter ataupun program televisi juga dapat menggunakan cara bertutur naratif, dan demikian pula dalam menulis. Menulis sejarah juga bisa dikisahkan secara naratif.

Belajar Menulis Di Sekolah Dasar

Ingatkah kalian pelajaran menulis atau yang kita sebut dengan pelajaran mengarang? Seingat saya mengarang sudah mulai sejak di sekolah dasar. Kalau tidak salah, kelas empat atau kelas lima sudah mendapat tugas mengarang cerita. Secara serempak kita akan menulis sebauh kaliamat pembuka; Pada suatu hari saya pergi berlibur ke rumah nenek, dan seterusnya. Gaya menulis atau mengarang yang diajarkan pada kita ketika itu adalah cara bertutur secara naratif. Menarasikan tentang seseorang (tokoh) yang melakukan sesuatu (peristiwa) di suatu tempat (seting).

Bagaimanadengan menulis artikel untuk blog? Menurut saya, para blogger menulis dengan dua cara bertutur ini, naratif maupun non-naratif. Tentu saja tergantung dari karakter konten dan penulisnya. Menulis sebuah review film, bisa dibuat naratif ataupun non-naratif, bahkan menulis sebuah tutorial juga dapat memilih menggunakan cara tutur naratif.
Gini aja, ayuk kita simak apa sih perbedaan cara bertutur naratif dan non-naratif? Ketika kita sudah memiliki pemahaman dasarnya, kita jadi bisa mengenali selama ini cara bertutur kita dalam menulis itu cenderung ke mana sih? Atau kalau yang dalam proses belajar menulis, akan bisa melakukan eksperimen teknik bertutur ketika kita mengenali dua tipe bertutur ini, untuk dapat mencapai tujuan dari tulisan itu sendiri.

Perbedaan Naskah Naratif dan Non-Naratif

Bertutur naratif adalah bercerita, mendongeng, atau menyampaikan sebuah cerita, baik itu fiksi atau non-fiksi. Bertutur non-naratif adalah teknik penulisan yang terstruktur yang digunakan untuk aplikasi formal, makalah penelitian atau tulisan pembelajaran akademik. Kalau kita melihat bentuk atau contoh, ambil dan bacalah sebuah cerita pendek fiksi dan kemudian baca sebuah tugas esai tentang kesehatan.

Kisah naratif mengambil berbagai sudut pandang baik itu perspektif orang pertama, orang kedua ataupun orang ketiga. Sedangkan tulisan non-naratif selalu menggunakan sudut pandang orang ketiga. Kalau kalian sudah mencoba membaca dan memperbandingkan dua cara bertutur seperti yang saya sarankan di paragraf sebelumnya, kalian pasti dapat merasakan nuansa sudut pandang penceritaan ini.

Kemudian kita bicara format. Bertutur naratif lebih menekankan pada cerita; ada alur dari sebuah awalan yang menjadi seting atau penanda yang akan terjadi di masa depan dalam cerita tersebut. Ada aksi, ada kegagalan, ada klimak, dan ada resolusi. Kisah naratif memiliki plot, karakter dan seting sebagai kerangka bangunan bercerita. Sedangkan non-naratif selalu formal; dengan pembukaan, isi, dan konklusi, yang umumnya bertujuan menginformasikan dan mendidik. Penulisan non-naratif diawali dengan pendapat atau sudut pandang penulis tentang isu yang diangkat, kemudian didukung oleh data-data dan sumber-sumber yang dianggap kredibel.

Struktur kaliamat dalam bertutur naratif lebih lues yang kadang sengaja menggunakan struktur kalimat dengan susunan kata yang tidak biasa. Berusaha menemukan ritme atau rima sehingga kadang membolak-balik kata dalam struktur kalimat. Dalam menuliskan dialog, penutur naratif dapat membuat ungkapan yang lebih otentik, natural seperti kaliamat obrolan warung kopi yang gado-gado atau slengekan. Sedangkan dalam penulisan non-naratif sangat menekankan tata bahasa yang baik dan baku, karena bertujuan untuk pendidikan atau informasi-informasi formal.

Dalam penggunaan referensi atau hasil riset, penulisan non-naratif mengacu pada hasil riset formal yang dipertanggungjawabkan dengan mencantuman informasi sumber dengan jelas. Ketika menambahkan statistik atau kutipan, wajib ditulis sumbernya pula. Untuk penulisan naratif, riset dan referensi kerap diperlukan, namun tidak melakukan pencantuman sumber secara jelas atau detail seperti non-naratif, walaupun tulisan naratif yang sifatnya non-fiksi atau dari kejadian nyata.

Belajar Menulis Naratif atau Non-Naratif, Mana Yang Mau Dicoba?

Kalau saya mengingat pelajaran pertama dalam menulis, yaitu mengarang cerita tentang liburan sekolah, adalah cara bertutur naratif. Terus bagaimana kalau kita menulis untuk blog? Selama ini karena saya lebih banyak menulis berdasarkan pengalaman sendiri dan latar kepenulisan saya lebih banyak menulis cerita fiksi, maka gaya bertutur saya cenderung naratif. Saya lebih nyaman bertutur begini, bercerita, seprti saya ngobrol sama teman di teras rumah.

Penulisan non-naratif pernah saya lakukan ketika menulis untuk video-video profile perusahaan atau video laporan dinas pemerintah. Video-video seperti itu umumnya bicara data dan statistik perjalanan usaha atau tingkat pencapaian program-program dan pelayanan masyarakat. Demikainlah, cara bertutur akhirnya adalah pilihan sesuai dengan kebutuhan, maka tulis saja. Selamat menulis, mari berbagi dan saling menginspirasi.

Jika kamu baru saja lulus kuliah dengan nilai standar dengan skill kerja yang dimiliki bisa dibilang... yah, hampir tidak ada? Lalu apa yang bisa dikerjakan dengan itu? Tentu saja melamar pekerjaan sesuai latar belakang pendidikan. Oke, good luck. Namun, untuk beberapa orang mendapatkan pekerjaan seperti sesuatu yang sangat mendesak, sehingga melamar pekerjaan yang tidak sesuai latar belakang pendidikan pun tak apa-apa, yang penting bekerja dan mendapatkan gaji. Jika itu memang pilihan ya lakukan saja. Tidak apa-apa, sayapun mengalaminya, kamu tidak sendirian, bahkan sampai sekarang saya belum pernah bekerja sesuai bidang kuliah saya.

Baiklah, jadi kamu memutuskan untuk melamar pekerjaan, dan kamu pun akhirnya diterima. Maka ketika menginjakkan kaki di kantor baru, kamu akan segera menyadari kondisi kantor tidak seperti yang kamu harapkan seperti saat wawancara kerja. Kadang tidak ada pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pekerja, kamu harus punya inisiatif belajar, mungkin akan kerja lembur tanpa bayaran, gaji kadang dipotong, aturan yang berubah-ubah, gaji dan tunjangan tidak sesuai UMR, politik kantor, pokoknya sulit menemukan yang paling sesuai dengan harapan kamu.

Setiap saat kamu mungkin akan bosan atau akan dipaksa oleh situasi untuk keluar atau ganti pekerjaan baru.

Mau melamar di tempat lain? Ide bagus. Tapi tentu harus menunggu waktu untuk bisa mendapatkan panggilan wawancara kerja baru. Lalu, kalau tetap bertahan apa yang harus dilakukan?

Bertahan Hidup Di Tempat Kerja Jika Lamaran Diterima

  1. Berpikirlah positif. Semua hal adalah mungkin, jadi alangkah baiknya jika kamu memperkaya diri dengan meningkatkan kemampuan kerja. Mulailah membaca buku mengenai kepribadian dan kemampuan kerja, ikuti seminar atau pelatihan dengan biaya sendiri. Biaya sendiri? Iya, karena hanya kamu yang tahu apa yang diperlukan untuk memperkaya kemampuan kerja kamu. Jika kantor mau membiayainya, tidak masalah.
  2. Mulailah menabung. Untuk apa? Untuk hal-hal mendesak yang akan kamu hadapi. Kantor tiba-tiba tutup tanpa pemberitahuan sebelumnya, ditambah ketidakjelasan kompensasi, atau kamu terpaksa memutuskan keluar karena suasana yang tidak menguntungkan, atau untuk berwirausaha kecil-kecilan.
  3. Sarapan di rumah dan bawalah selalu bekal makan siang. Ini adalah langkah strategis untuk menghemat uang kamu untuk dialokasikan ke tabungan. Namun jika tidak cukup, kamu mungkin dapat mengikuti saran nomor berikut.
  4. Cobalah beberapa pekerjaan paruh waktu, kalau bisa yang modalnya tidak terlalu menguras tabungan kamu. Jadi re-seller online dan offline, bikin produk sendiri, menempa diri di jalur network marketing mungkin bisa jadi pilihan.
  5. Buatlah koneksi dengan para kolega dan jaringan kerja luar kantor kamu. Informasi peluang kerja baru atau usaha dapat kamu temukan pertama kali dari mereka. Jika ditambah dengan info loker di koran atau online maka koneksi kamu akan bertambah.
  6. Jangan bekerja terlalu lama di pekerjaan kamu, jika jenjang karir tidak menjanjikan. Buatlah waktu kapan saatnya kamu harus mengundurkan diri dan pindah ke perusahaan baru. Sebelum pindah ke perusahaan baru, pastikan kamu tidak menganggur terlalu lama. Tapi jangan tiap tiga bulan pindah kerja juga.
  7. Buat curriculum vitae terbaru, isi dengan kemampuan kerja kamu yang terbaru.
  8. Selalu hargai diri kamu. Jika kamu tidak menghargai diri kamu, maka perusahaan pun tidak mau menghargai kamu.

Tidak ada yang mudah saat ingin menjalani sesuatu. Namun akan lebih sulit lagi jika kamu tidak pernah menjalaninya. So, good luck !!!