Menonton adalah aktivitas dengan indra pengelihatan. Bagaimana caranya jika ingin mengajak Tuna Netra (Orang Buta) untuk menonton film pendek? Inovasi untuk memberikan akses pada tuna netra terhadap tontonan film pendek dilakukan oleh Minikino dalam ajang tahunan Minikino Film Week 6. Film-film yang disediakan untuk tontonan penyandang Tuna Netra, diambil dari program S-Express 2020: Indonesia, yang merupakan bagian dari program pertukaran film pendek dari negara-negara Asia Tenggara yang telah berjalan sejak tahun 2003.
S-Express 2020: Indonesia terdiri atas 5 (lima) film pendek yang dikurasi oleh Direktur Program Minikino, Fransiska Prihadi. Kelima film pendek tersebut ialah, Sunyi (sutradara Riani Singgih, Dokumenter, 2018) Joko & Bowo Reading Vol. 1 (sutradara: I Kadek Jaya Wiguna, Fiksi, 2019), Omah Njero (sutradara: Gelora Yudhaswara, Fiksi, 2019), Jemari Yang Menari di Atas Luka-Luka (sutradara: Putri Sarah Amelia, Fiksi, 2019) dan Bura (sutradara: Eden Junjung, Fiksi, 2019).
“Kelimanya memiliki cerita yang patut disuarakan di tahun 2020 ini. Harapannya film-film pendek ini dapat menggugah diskusi yang menarik.” Ungkap Fransiska Prihadi.
Menambah keistimewaan S-Express 2020: Indonesia, tahun ini Minikino bekerjasama dengan kelompok seni pertunjukan ternama di Bali, Teater Kalangan untuk membuat deskripsi audio untuk seluruh film pendek S-Express 2020: Indonesia. Audio Description ini bermanfaat untuk memberi akses pada tuna netra agar turut bisa menikmati film.
“Biasanya kegiatan menonton untuk tuna netra didampingi oleh seseorang yang akan membisikkan adegan-adegan dalam film. Metode ini memerlukan relawan dengan jumlah memadai. Pendekatan pembisik ini memiliki kendala deskripsi adegan yang belum tentu sesuai dengan maksud sinematografer. Penyampaian antara satu relawan dengan yang lain juga bisa saja berbeda dan mengubah nuansa film. Dengan Audio Description pengalaman menonton film bisa makin menyenangkan tanpa mengubah kualitas film yang dibuat oleh pembuatnya.” Terang Fransiska Prihadi.
Teater Kalangan bergerak dalam membuat naskah deskripsi audio sekaligus menarasikannya. Sebagai Koordinator Deskripsi Audio untuk kelimat film pendek dalam program S-Express 2020: Indonesia ialah Agus Wiratama. Deskripsi audio film Sunyi ditulis dan dinarasikan oleh Manik Sukadana, Joko & Bowo Reading Vol. 1 oleh Wayan Sumahardika dan dinarasikan oleh Iin Valentine, Omah Njero ditulis oleh Jong Santiasa Putra dan dinarasikan oleh Dedek Surya Mahadipa, Jemari Yang Menari di Atas Luka-Luka ditulis oleh Juli Sastrawan dan dinarasikan oleh Iin Valentine, dan Bura ditulis dan dinarasikan oleh Agus Wiratama.
S-Express 2020: Indonesia dengan deskripsi audio ini dapat disaksikan dalam Minikino Film Week 6 – Bali International Short Film Festival pada tanggal 5, 6, dan 10 September. Lokasinya, secara berturut-turut, dapat ditemui di Minihall Irama Indah, Rumah Sanur Creative Hub, dan Antida Sound Garden.
Program pertukaran film pendek se-Asia Tenggara, S-Express tahun ini menapaki edisi ke-18. Sejak 2002 S-Express masih menjadi satu-satunya program pertukaran film pendek yang menghubungkan sejumlah negara di Asia Tenggara dan menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan film pendek di negara-negara yang terlibat.
Minikino bergabung dalam jejaring S-Express pada tahun 2003 dan hingga saat ini terus aktif mendistribusikan film-film pendek Indonesia ke negara-negara Asia Tenggara dalam jejaring S-Express. Negara-negara tersebut antara lain, Malaysia, Myanmar, Filipina, Kamboja, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia sendiri, S-Express telah menjadi bagian dari festival film pendek tahunan Minikino Film Week yang tahun ini akan terlaksana mulai 4-12 September 2020 di Bali.