Suatu pagi saat aku pergi ke sekolah diantar bapak dengan motor, aku melihat ada empat ekor kucing kecil di gang sebelah dekat kos-kosan. Kucing-kucing tersebut sedang bermain di tengah jalan, aku tidak melihat induk mereka. Mungkin induknya tidak memperdulikan mereka, atau mungkin sibuk ngerumpi sama induk kucing lain sampai lupa anak-anaknya. Tapi bisa jadi karena anaknya tidak mendengarkan omongan induknya dan bermain jauh-jauh lalu tersesat di gang ini.
Aku menceritakan tentang empat kucing itu kepada ibuku saat pulang sekolah. Aku menjelaskannya bahwa merasa kasihan dan ingin memeliharanya. Karena kupikir tidak ada yang punya. Tapi ibuku tidak memberiku izin untuk memelihara empat kucing itu, karena kami mempunyai banyak sekali hewan peliharaan.
Suatu hari, saat ibuku memberi makan anjing liar yang tinggal di rumah kosong dekat "Kembang Kepah Residence", dia menemukan seekor kucing kecil berumur setengah bulan berwarna hitam putih di tempat sampah, kucing itu kedinginan, lalu ibuku memungutnya dan membawanya pulang. Kucing kecil tersebut kemungkinan dibuang sama pemilik yang memelihara induknya, atau ditinggal sama induknya.
Di rumah, Ibuku merawatnya dengan memberi makan makanan lembut dan susu. Ibuku menamai kucing kecil itu Loki. Dia diberi nama Loki karena nama itu lucu buat anak kucing yang imut. Loki diberikan sebuah tempat tidur yang terbuat dari kardus kosong dengan isian kain bekas.
Saat pertama kali melihat Loki, aku ingat kalau pernah melihatnya di gang sebelah kos-kosan, tapi terakhir kali dia bersama ketiga temannya. Lalu kenapa sekarang hanya ada dia seekor? Dimana teman-temannya yang lain?
Setiap hari saat pulang sekolah atau hari libur, aku terkadang bermain dengan Loki. Aku senang sekali bermain dengannya, walau saat dia naik ke kakiku dengan cakar kecilnya, itu membuat kakiku terasa sakit. Tapi tidak apa-apa, aku masih sayang kepadanya. Aku suka menggulungnya dengan kain sehingga terlihat seperti bayi, kemudian aku bersenandung lagu "Terima Kasihku". Walaupun lagu tersebut bukan tentang kucing, tapi aku menyukainya. Aku berharap Loki juga menyukainya, walaupun dia tidak mengerti itu lagu tentang apa.
Di rumahku, tidak hanya ada Loki saja, ada juga kucing-kucing lain, anjing-anjing, dan juga seekor burung. Semuanya adalah anak-anak pungut kami seperti Loki. Pergaulan Loki dengan kakak-kakak tirinya, si Sapturia dan Jupiteria kurang baik. Loki sering dipukuli oleh mereka saat dia berusaha mendekati salah satu dari mereka. Sementara itu, pergaulannya dengan kakak tiri lainnya, si Gaga lumayan baik. Awalnya, Gaga sering menjahili Loki dengan cara bergelut. Tapi lama kelamaan Loki jadi terbiasa dan Gaga menjadi kalem terhadap Loki.
Pada hari minggu, aku mengundang temanku; Gek Santika, untuk bermain di rumahku. Lalu aku memperkenalkan Loki kepadanya. Dia sangat menyukai Loki, karena memang suka dengan kucing, bahkan yang masih kecil.
Saat sekitar jam 4 sore, aku dan Gek Santika bermain sepeda di luar. Saat sedang bermain, ibuku memanggilku,
“Upa! Sini dulu!” aku langsung menghampirinya.
“Kenapa mak?” tanyaku
“Bawa Loki kedepan ya. Mau tak kasi makan.” kata ibuku. lalu aku pergi ke belakang dan membawa Loki ke depan. Saat ibuku memberi makan Loki, dia memakannya dengan sangat bersemangat.
Saat sedang asik kembali bermain, aku melihat anjing tetangga yang berwarna hitam bernama Lira membawa sesuatu di mulutnya. Kupikir dia membawa sampah, karena anjing-anjing di sekitar rumahku suka mengorek-orek sampah. Tapi, rupanya yang dibawa Lira bukan sampah, melainkan Loki!
Aku memberitahu Gek Santika dan kami mengejar Lira sambil berteriak-teriak. Saat kami berhasil mengejar, aku meneriaki Lira untuk melepaskan Loki. Lira berhenti dan melepaskannya. Gek Santika membawa Loki untuk menyelamatkannya, tapi saat berusaha untuk membersihkan lukanya, Loki telah menghembuskan nafas terakhirnya dan mengeong “ngeek”, dia mati. Aku dan Gek Santika terkejut sekali, lalu aku memanggil dan memberitahu ibuku kalau Loki telah mati. Ibuku membawa Loki ke halaman belakang, lalu membungkus mayat Loki dengan koran, setelah itu menaruhnya di kardus tempat Loki tidur. Aku dan temanku sangat sedih. Aku memutar lagu untuk Loki dan untuk menghibur diri dari rasa sedih.
Ibuku meminta bantuan Kakak Sepupuku, Bli Dode, untuk mengubur Mayat Loki. Aku disuruh ibuku untuk mengambil satu canang dan dupa. Canang dan dupa tersebut ditaruh di galian tanah tempat Loki akan dikubur. Setelah itu, Bli Dode menimbun mayat Loki dengan tanah. Setelah dikubur, Aku, Ibuku, dan Gek Santika berdoa agar nyawa Loki tenang di alam atas.
Malam itu setelah Loki dikubur, aku masih merindukannya. Saat aku akan tidur, aku menangis sampai kebawa tidur. Untuk Lira, jangan makan kucing tetangga, karena nanti saudaranya akan sedih.
Denpasar, 16 Desember 2023.